Cari Artikel

Home » , , , , , , , » Perbedaan Sekam Mentah dan Sekam Bakar Untuk Media Tanam

Perbedaan Sekam Mentah dan Sekam Bakar Untuk Media Tanam

Posted by HOT Gardener on Rabu, 15 Agustus 2018

Menurut Wikipedia, Sekam adalah bagian dari bulir padi-padian (serealia) berupa lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian dalam (endospermium dan embrio). Sekam dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput-rumputan (Poaceae), meskipun pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam (misalnya jagung dan gandum).
Secara anatomi, sekam terbentuk dari bagian perhiasan bunga padi-padian (spikelet) yang disebut gluma, palea, dan lemma. Pada tongkol jagung konsumsi, ketiga bagian ini tereduksi sehingga tampak seperti sisik pada permukaan tongkol. Pada padi, gluma mirip seperti dua duri kecil di bagian pangkal. Palea adalah bagian penutup yang kecil, sedangkan lemma adalah bagian penutup yang besar dan pada varietas tertentu memiliki "bulu" (awn). Pada bunga gandum, ketiga bagian ini berkembang baik.
Sekam diperlukan untuk keperluan penanaman ulang tanaman ini. Bulir tanpa sekam (disebut beras untuk padi) tidak dapat digunakan sebagai bahan tanam, kecuali pada kultivar tanpa sekam.
Spikelet (bunga padi-padian) sejenis gandum yang disebut einkorn.
Bulir dari berbagai tanaman pangan yang didomestikasi memiliki sekam yang mudah lepas. Tipe-tipe primitif padi, gandum, serta beberapa biji-bijian lainnya bijinya cenderung tertutup rapat oleh sekam. [1] Kultivar-kultivar modern gandum dan padi memiliki sekam yang mudah lepas atau mudah dipecah ketika digiling.
Proses pemisahan sekam dari isinya dulu dilakukan dengan penumbukan gabah memakai alat tumbuk (biasanya berupa alu dengan pemukulnya). Pada masa kini orang memakai mesin giling dan prosesnya disebut penggilingan. Penggilingan atau penumbukan akan menghasilkan beras yang masih tercampur dengan sisa-sisa sekam atau pengotor lainnya. Tahap pembersihan berikutnya adalah pengayakan; secara tradisional dilakukan dengan melemparkannya ke udara sehingga bagian yang lebih berat terpisah dari bagian yang ringan.
Sekam tidak sama dengan bekatul (atau bran). Bekatul termasuk bagian dari endospermium dan terbentuk dari lapisan aleuron dan perikarp yang melekat.
Sekam tidak dapat dimakan. Ia digunakan terutama sebagai alas kandang karena sangat higroskopis sehingga menyerap cairan atau kelembaban. Beberapa hewan dapat menoleransi sekam sehingga campuran pakannya mengandung sekam. Selain itu, sekam dapat dibakar di ladang untuk dicampurkan ke tanah. Suatu teknik hidroponik murah telah dikembangkan menggunakan arang sekam sebagai media untuk menahan tanaman.
Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mentah dan sekam bakar mengandung beberapa unsur kimia penting seperti dapat dilihat di bawah.

Komposisi Kimia Sekam Padi
No. Komponen Kimia Sekam Persentase (%)1. Kadar Air 32,40 - 11,352. Protein Kasar 1,70 - 7,263. Lemak 0,38 - 2,984. Serat Kasar 31,37 - 49,925. Abu 13,16 - 29,046. Karbohidrat Kasar 33.717. Karbohidrat Zat Arang 1.338. Hidrogen 1.549. Oksigen 33.6410. Silika 16.9811. Pentosa 16,94 - 21,9512. Sellulosa 34,34 - 43,8013. Lignin 21,40 - 46,97
NO. Komponen Kimia Abu Sekam Padi Persentase (%)
1. SiO2 86 - 97,30
2. K2O 0,58 - 2,50
3. Na2O 0,00 - 1,75
4. CaO 0,20 - 1,50
5. MgO 0,12 - 1,96
6. Fe2O3 0,00 - 0,54
7. P205 0,20 - 2,84
8. SO3 0,10 - 1,13
9. Cl 0,00 - 0,42

Kalium berperan sebagai aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta aktivator enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Kalium juga merupakan ion yang berperan dalam mengatur tekanan turgor sel. Dalam kaitan dengan pengaturan turgor sel tersebut, peran yang penting adalah dalam proses membuka dan menutupnya stomata (Lakitan, 1993).

Jumlah kalium yang terangkut tanaman sangat tergantung kepada jenis, umur dan sifat tanaman. Sebagai ilustrasi tanaman padi dengan produksi rendah mengangkut kalium sebesar antara 30-60 kg/ha, tetapi pada produksi tinggi angka ini dapat melampaui 250 kg/ha (Nyakpa dkk. 1988).

(dari berbagai sumber)
Komposisi Abu Sekam Padi
(Sumber : Houston,D.F, 1972 dalam Sihombing)
Sekam mentah dan sekam bakar sebenarnya sama-sama bagus untuk tanaman, tergantung dari kita menggunakannya.
Berdasar analisis Japanese Society for Examining Fertilizer and Fodders, komposisi arang sekam paling banyak mengandung senyawa SiO2 sebanyak 52 % dan unsur C sebanyak 31 %. Komposisi lainnya adalah Fe203, K2O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah yang sangat kecil, juga mengandung bahan-bahan organik. Sedangkan menurut analisis Suyekti (1993) sekam bakar mengandung N 0,32 %, P 0,15 %, K 0,31 %, Ca 0,96 %, Fe 180 ppm, Mn 80,4 ppm Zn 14,10 ppm dan pH 6,8.

Sekam padi merupakan limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain: ringan, drainase dan aerasi yang baik, tidak mempengaruhi pH, ada ketersediaan hara atau larutan garam namun mempunyai kapasitas penyerapan air dan hara rendah dan harganya murah. Sekam padi mengandung unsur N sebanyak 1 % dan K 2 %. Pada umumnya sekam ini dibakar menjadi arang sekam yang berwarna hitam banyak digunakan untuk media hidroponik secara komersial di Indonesia (Rahardi, 1991). Sedangkan arang sekam, dapat mempengaruhi pH pada media tanam kita.
Sekam padi juga dapat dipakai sebagai media pengganti humus bambu pada tanaman suplir. Harga satu karung humus daun bambu Rp 1000,- dan satu karung sekam padi Rp 500,- (Utami, 1994). Arang sekam merupakan media yang steril sehingga sangat cocok untuk media tanam hidroponik maupun campuran tanah.
Sekam bakar yg biasa kita gunakan juga memiliki tingkat pembakaran yg berbeda tergantung penggunaannya. Sekam bakar yang hangus 50% untuk media tanam atau dicampur, tapi untuk semai bibit, adenium missalnya kurang baik, kedua yang hangus 100% ini baik untk media atau campuran dan juga baik untuk semai, lebih steril, soal kelembaban saat membuat tidak perlu diperhatikan, tapi saat aplikasinya ketanaman asal jangan becek aja. semua tanaman bisa tumbuh baik dg sekam bakar, keuntungan pakai media tanama sekam bakar adalah steril, poros, banyak unsur hara, ringan untuk mobilisasi, tapi harganya terbilang mahal, karena proses pembuatanya memakan waktu dan bahan bakar yang banyak.
Soepardi (1983) mengemukakan bahwa kadar kalium dalam abu sekam lebih kurang sama dengan 30 % K2O. Sistem perakaran tanaman dipengaruhi oleh kondisi tanah atau media tempat tumbuhnya. Faktor yang mempengaruhi pola penyebaran akar antara lain adalah penghalang mekanis, suhu tanah, aerasi, ketersediaan air dan ketersediaan unsur hara (Lakitan, 1993).

Karakteristik lain arang sekam adalah sangat ringan (Berat Jenis = 0,2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi (banyak pori), kapasitas menahan air tinggi, berwarna coklat kehitaman sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif serta dapat mengurangi pengaruh penyakit khususnya bakteri (Douglas, 1985). Sedangkan pada sekam mentah sangat berpengaruh pada cuaca dan kadar air pada media, dapat menjadi sangat kering dan dapat pula membusuk jika media terlalu lembab.
Pada sebuah penilitian menunjukan pengaruh dari penggunaan media sekam mentah dan dicampur dengan sekam bakar 1:1 menunjukan perubahan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan media yang hanya menggunakan salah satunya. (SUMBER : Wuryaningsih, S. dan Darliah. 1994. Pengaruh Media Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Hias Pot Spathiphyllum )
Mungkin sudah banyak pembaca  yang sudah paham tentang cara membuat sekam bakar dan fermentasi sekam mentah, jadi saya tidak akan membahas soal itu.
Tapi, ane hanya menyarankan untuk ikut menambahkan bahan organik lain saat melakukan proses pembakaran atau fermentasi sekam padi. Agar unsur hara yang terkandung dalam sekam tersebut lebih banyak dan dapat diserap lebih maksimal oleh tanaman..

Thanks for reading & sharing HOT Gardener

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Posting Komentar

Cari di Google

close