Cari Artikel
(baca juga : Cara Membuat Sendiri Nutrisi Hidroponik)
Ada 6 tipe dasar sistem hidroponik; Wick, Budaya Air, Ebb dan Flow (Banjir & Tiriskan), Drip (pemulihan atau non-recovery), NFT (Nutrient Film Technique) dan Aeroponic. Ada ratusan variasi pada sistem dasar hidroponik, tetapi semua metode hidroponik adalah variasi (atau kombinasi) daria keenam sistem ini.
WICK SYSTEM
Sistem Wick adalah jenis yang paling sederhana dari sistem hidroponik. Ini adalah sistem pasif, yang berarti tidak ada bagian yang bergerak. Larutan nutrisi ditarik ke dalam media tumbuh dari reservoir dengan sumbu. Rencana bebas untuk sistem sumbu sederhana yang tersedia.
Sistem ini dapat menggunakan berbagai media tumbuh. Perlite, Vermiculite, Pro-Mix dan Sabut Kelapa adalah yang paling populer.
Yang paling menarik dari sistem ini adalah bahwa tanaman yang besar atau yg membutuhkan air dalam jumlah besar dapat dibantu oleh sumbu untuk menyediakan nutrisinya.
AIR BUDAYA (Typical Water Culture)
Sistem budaya air adalah yang paling sederhana dari semua sistem hidroponik aktif. Platform yang memegang tanaman biasanya terbuat dari styrofoam dan mengapung langsung pada larutan nutrisi. Dan mengalirkan udara dengan bantuan sebuah pompa udara melalui selang batu udara ke dalam larutan nutrisi dan menyuplai pasokan oksigen ke akar tanaman.
Budaya air adalah sistem yang biasa dipilih untuk tumbuhan daun selada, yang membuat daun selada cepat tumbuh, membuat TWC menjadi pilihan yang ideal untuk jenis sistem hidroponik pada selada. Sangat sedikit tanaman selain selada akan tumbuh dengan baik dalam jenis sistem ini.
Jenis sistem hidroponik sangat bagus untuk guru dalam pembelajaran di kelas. Sebuah sistem yang sangat murah dan dapat dibuat dari akuarium tua atau wadah air lainnya.
Secara garis besar sistem semacam ini tidak bekerja dengan baik pada tanaman yang besar atau dengan tanaman yang memiliki masa panen yang panjang
EBB & FLOW (BANJIR DAN DRAIN)
EBB & Flow sistem bekerja dengan membanjiri sementara baki tumbuh dengan larutan nutrisi dan kemudian mengurasnya kembali ke dalam reservoir. Tindakan ini biasanya dilakukan dengan pompa terendam yang terhubung ke timer.
Ketika timer menghidupkan pompa maka larutan nutrisi dipompa ke dalam baki tumbuh. Ketika timer mati dan menutup pompa, maka larutan nutrisi mengalir kembali ke reservoir. Timer diatur untuk menyala pada beberapa kali sehari, tergantung pada ukuran dan jenis tanaman, suhu dan kelembaban dan jenis media tumbuh yang digunakan.
EBB & Flow adalah sistem serbaguna yang dapat digunakan dengan berbagai media tumbuh. Seluruh tumbuh nampan dapat diisi dengan Tumbuh Rocks, kerikil atau granular Rockwool. Banyak orang suka menggunakan pot individu diisi dengan media tumbuh, ini membuat lebih mudah untuk bergerak di sekitar tanaman atau bahkan memindahkan mereka dari dalam atau keluar dari sistem. Kerugian utama dari jenis sistem adalah bahwa dengan beberapa jenis media tumbuh (Gravel, Growrocks, Perlite), ada kerentanan terhadap pemadaman listrik serta pompa dan timer kegagalan. Akar dapat mengeringkan dengan cepat ketika siklus penyiraman terganggu. Masalah ini dapat sedikit diatasi dengan menggunakan media tanam yang mempertahankan lebih banyak air (Rockwool, Vermiculite, serat kelapa atau campuran soiless baik seperti Pro-mix atau Faffard ini).
Drip Irigation (Irigasi Tetes)
Sistem Drip mungkin jenis yang paling banyak digunakan sistem hidroponik di dunia. Operasinya sederhana, timer kontrol pompa terendam. Timer ternyata pompa dan larutan nutrisi yang menetes ke dasar setiap tanaman dengan garis tetes kecil. Dalam Drip Sistem Pemulihan larutan nutrisi berlebih yang berjalan off dikumpulkan kembali reservoir untuk digunakan kembali. Non-Pemulihan Sistem tidak mengumpulkan kembali larutan yang telah dikabutkan.
Sebuah sistem pemulihan menggunakan larutan nutrisi yang sedikit lebih efisien, kelebihannya air nutrisi dapat digunakan kembali, ini juga memungkinkan untuk penggunaan timer lebih murah karena sistem pemulihan tidak memerlukan kontrol yang tepat dari siklus penyiraman. Sistem non-recovery perlu memiliki timer yang lebih tepat sehingga siklus penyiraman dapat disesuaikan untuk memastikan bahwa tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup dengan biaya yang lebih sedikit.
Sistem non-recovery membutuhkan perawatan yang kurang karena faktanya bahwa larutan nutrisi berlebih tidak didaur ulang kembali ke dalam reservoir, sehingga kandungan hara dan pH dalam wadah tanam menjadi tidak beragam. Ini berarti bahwa Anda harus mengisi reservoir dengan pH yang disesuaikan pada larutan nutrisi dan kemudian membiarkannya sampai anda perlu untuk menambahkan nutrisi sesuai yang dibutuhkan kembali. Dalam sebuah sistem recovery terfapat kemungkinan yang lebih besar dalam penurunan tingkat pH dan kandungan nutrisi sehingga memerlukan pemeriksaan berkala dan menyesuaikannya.
N.F.T. (Nutrient Film Technique)
Ini adalah jenis sistem hidroponik yang kebanyakan orang pikirkan ketika mereka berpikir tentang hidroponik. N.F.T. sistem memiliki aliran konstan larutan nutrisi sehingga tidak ada waktu yang diperlukan untuk pompa submersible. Larutan nutrisi dipompa ke dalam baki tumbuh (biasanya tabung) dan dibawah akar tanaman, dan kemudian mengalir kembali ke reservoir.
Biasanya tidak ada media tumbuh yang digunakan selain udara, sehingga dapat mengurangi biaya penggantian media tumbuh pada setiap tanaman. Biasanya tanaman diletakan dalam keranjang plastik kecil dengan akar menjuntai ke dalam larutan nutrisi.
N.F.T. sistem sangat rentan terhadap pemadaman listrik dan kegagalan pompa. Akar akan kering dengan sangat cepat ketika aliran larutan nutrisi terganggu.
Aeroponik
Sistem aeroponik mungkin merupakan jenis teknologi yang paling tinggi dalam berkebun hidroponik. Seperti N.F.T. sistem di atas, media tumbuh hanya menggunakan udara. Akar menggantung di udara dan dikabutkan dengan larutan nutrisi. Pengkabutan biasanya dilakukan setiap beberapa menit. Karena akar yang terkena udara seperti NFT sistem, akar akan mengering dengan cepat jika siklus pemberian nutrisi terganggu.
Sebuah timer mengontrol pompa nutrisi seperti jenis lain dari sistem hidroponik, yang menjalankan pompa selama beberapa menit, pada sistem aeroponik timer disetel untuk menjalankan pompa hanya dalam hitungan detik.
Demikian Penjelasan Kali ini mengenai Hidroponik : Pengertian, Dasar, Cara Kerja dan Macam-macam Jenisnya. Semoga Bermanfaat!
Rendy Achmad September 17, 2018 New Google SEO Bandung, Indonesia
Hidroponik : Pengertian, Dasar, Cara Kerja dan Macam-macam Jenisnya
Posted by HOT Gardener on Senin, 17 September 2018
Setelah sebelumnya kita membahas mengenai Hidroponik : Pengertian, Dasar, Cara Kerja dan Macam-macam Jenisnya, Kali ini kita akan mencoba membuat sendiri nutrisi hidroponik atau yang biasa kita sebut dengan AB Mix.
Nutrisi tanaman merupakan unsur-unsur penting yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh dengan media apapun termasuk media air (hidroponik). Tanaman hidroponik akan menyerap unsur-unsur dalam media larutan nutrisi tersebut dalam konsentrasi yang tepat dan tidak meracuni. Kekurangan nutrisi tersebut tentu akan menyebabkan pertumbuhan tanaman secara vegetatif dan generatif terganggu.
Setiap tanaman akan tumbuh baik jika unsur-unsur makro dan mikronya terpenuhi. Pada tanaman hidroponik , unsur-unsur makro (dibutuhkan dalam jumlah besar) yang harus dipenuhi adalah Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Sedangkan unsur-unsur mikronya antara lain Besi (Fe), klor (Cl), Mangan (Mn), Seng (Zn), Boron (B), ddan Molibdenum (Mo).
Unsur hara (nutrisi) seperti Nitrogen (N) dibutuhkan untuk pertumbuhan awal tanaman (pertunasan) dan pembentukan daun. Fosfat dibutuhkan tanaman untuk perakaran sehingga dapat menyerap nutrisi (hara) dengan baik. Kalium berperan penting pada proses fotosintesis dan mengontrol peralihan dari fase vegetatif menuju fase generatif/reproduktif (pembentukan buah). Pemberian nutrisi ini juga terkait erat dengan kadar asam (pH) larutan nutrisi itu sendiri. Larutan nutrisi harus dikontrol sedemikian hingga memiliki pH dengan kisaran yang disukai oleh tanaman (umumnya pH 5,5-6,5).
Jika Anda baru memulai untuk melakukan budidaya tanaman hidroponik, untuk larutan nutrisi tanaman bisa Anda peroleh dengan mudah di toko-toko pertanian. Pupuk AB mix adalah nutrisi populer yang sering digunakan oleh penggiat tanaman hidroponik. Namun, umumnya pupuk AB mix ini dijual dengan harga yang relatif mahal.
Harga Pupuk hidroponik AB mix (1 set-pupuk A dan pupuk B) berkisar antara Rp. 80.000 hingga Rp. 110.000 untuk 1000 liter larutan. Sedangkan jika Anda membuat formula sendiri dengan pupuk NPK+KCl+Gandasil, harga yang Anda butuhkan untuk 1000 liter larutan berkisar antara Rp. 30.000 hingga Rp. 45.000. Harga ini dapat berubah sewaktu-waktu tergantung harga jual pasar. Jadi, untuk menghemat anggaran, Anda bisa membuat nutrisi atau pupuk hidroponik sendiri.
Berikut ini 3 formula nutrisi hidroponik yang dapat Anda ramu sendiri.
A. Formula Nutrisi Hidroponik I
Bahan dan Alat
(untuk 10 liter larutan hidroponik)
– 10 gram Pupuk NPK 16-16-16 , bisa menggunakan pupuk NPK Mutiara (1 sendok makan)
– 10 gram Pupuk KCl (1 sdm)
– 5 gram Pupuk Gandasil D (atau Growmore hijau) (1/2 sdm)
– 10 liter air sumur atau air sungai (jika menggunakan air PDAM sebaiknya diendapkan dahulu sekitar 7-10 hari)
– 1 ember kapasitas 10 liter air atau lebih
– 3 gelas plastik bekas air mineral kemasan
– Timbangan
– Alat pengaduk
Cara pembuatan:
– Isi 3 gelas plastik masing-masing dengan 100 ml air (sekitar 1/2 gelas plastik).
– Larutkan pupuk NPK, Pupuk KCl, dan pupuk Gandasil ke dalam masing-masing gelas plastik. Pastikan masing-masing pupuk terlarut sempurna agar tidak terjadi endapan. Pupuk dicampur sendiri-sendiri untuk mencegah terjadinya endapan.
– Campurkan ketiga larutan dalam ember, tambahkan air hingga mencapai volume 10 L (air yang ditambahkan kira-kira 9700 ml). Aduk-aduk larutan hingga tercampur sempurna.
– Formula di atas sudah cukup untuk pertumbuhan vegetatif (pertunasan) tanaman sayur seperti sawi atau kangkung. Pada pertumbuhan vegetatif tanaman cabai, Anda dapat menambahkan 10 gram pupuk urea, dan untuk beberapa tanaman seperti tomat, terong dan mentimun dianjurkan untuk menambahkan jumlah pupuk urea sekitar 15-20 gram ke dalam larutan tersebut.
– Formula untuk pertumbuhan generatif (untuk pembungaan dan pembuahan) pada tanaman buah, sebaiknya komposisi pupuk urea dikurangi kurang lebih 50% (menjadi 5 gram per 10 liter larutan(untuk cabai) dan 7-10 gram/10 L pada tomat, terong dan mentimun)), sedangkan pupuk NPK ditambah 50% (15-30 gram/10 L larutan) dan pupuk Gandasil D diganti Gandasil B (atau Growmore merah).
B. Formula Nutrisi Hidroponik II
Bahan dan Alat
(untuk 1000 liter larutan)
– Komposisi A: 1176 gram Kalsium Nitrat, 616 gram Kalium nitrat, 38 gram Fe EDTA
– Komposisi B: 335 gram Kalium dihidrofosfat, 122 gram Amnonium sulfat, 36 gram Kalium sulfat, 790 gram Magnesium sulfat , 0,4 gram Cupri sulfat, 1,5 gram Zinc Sulfat, 4 gram Asam Borat, 8 gram Mangan Sulfat, 0,1 gram Amonium hepta molibdat
– 2 wadah larutan (A dan B) kapasitas 20 liter
– Air
Cara membuat:
– Larutkan komposisi secara terpisah (A dan B) masing-masing dalam 5 liter air. Aduk perlahan hingga larut dengan menambahkan air sedikit demi sedikit hingga volume mencapai 20 L (komposisi A dan B masing-masing 20 L). Larutan ini akan menjadi larutan stok.
– Jika Anda akan membuat 10 liter larutan nutrisi, ambil 200 ml larutan stok A dan 200 ml larutan stok B. Campur kedua larutan A dan B dalam 9600 ml air (9,6 liter air). Bahan-bahan untuk formula ini bisa Anda peroleh di toko-toko bahan kimia.
C. Formula Nutrisi Hidroponik III
Bahan dan Alat:
– 1 karung kotoran ayam atau kambing
– 1/2 karung dedak/bekatul
– 30 kg jerami (boleh diganti dengan dedauan yang lain seperti daun polong-polongan (lamtoro), daun sirsak, dan lain-lain)
– 100 gram gula merah
– 50 ml bioaktivator (EM1, EM4, atau GP-1)
– Air bersih
– Ember atau wadah plastik kedap udara (yang memiliki tutup) kapasitas 100 liter
– Selang aerator transparan (diameter 0,5 cm)
– Botol plastik air mineral bekas a volume 1 liter
Cara pembuatan
– Tutup wadah diberi lobang seukuran selang.
– Iris atau potong halus bahan-bahan organik (jerami/dedaunan). Campur rata dengan kotoran ayam/kambing, dan dedak. Catatan, pupuk organik fase generatif (untuk pembentukan buah) dapat mengganti jerami/dedaunan dengan kulit buah/sampah buah/sekam padi.
– Masukkan campuran ke dalam wadah plastik kedap udara, tambahkan air dengan perbandingan campuran bahan organik : air = 2 : 1.
– Aduk campuran bahan organik pupuk perlahan-lahan hingga semua larut dengan baik.
– Larutkan bioktivator dan gula merah ke dalam 5 liter air, aduk rata.
– Campurkan larutan bioaktivator+gula merah ke wadah plastik kedap udara.
– Tutup rapat wadah. Masukkan selang aerator pada tutup. Pastikan tidak ada celah pada wadah (Anda bisa menutup celah dengan plester rekat) baik pada tutup wadah dan celah lubang selang aerator.
– Ambil botol plastik bekas. Isi dengan air 3/4 bagian. Masukkan selang aerator (sisi yang lainnya) ke dalam botol ini. Proses ini berlangsung secara anaerob. Selang berfungsi sebagai penstabil suhu dan penghantar gas buangan dari wadah ke botol air mineral.
– Diamkan campuran bahan selama 7 hingga 10 hari. Larutan pupuk organik cair dianggap sukses jika Anda telah mencium aroma hasil fermentasi dari wadah (seperti aroma tape).
– Setelah tahap fermentasi selesai, saring larutan dengan penyaring kain. Pupuk organik cair siap digunakan. Ampas larutan dapat dijadikan pupuk organik padat. 1 liter pupuk organik cair dapat dicairkan (ditambah 99 liter air) menjadi 100 liter larutan.
Demikian beberapa formula larutan nutrisi hidroponik. Anda dapat memilih larutan mana yang ingin Anda gunakan. Larutan nutrisi organik tentu lebih aman dan ramah lingkungan namun pembuatannya lebih rumit. Perlu diperhatikan saat pemberian pupuk anorganik, usahakan tidak terjadi endapan karena endapan menghambat penyerapan nutrisi oleh akar tanaman hidroponik. Rendy Achmad September 15, 2018 New Google SEO Bandung, Indonesia
Tanah (soil) merupakan lapisan teratas dari bumi. Tanah merupakan tempat berlangsungnya kehidupan termasuk kita sebagai manusia. Tanah terbentuk dari pelapukan bebatuan dalam waktu yang lama bhkanhingga ratusan tahun. Proses pelapukan bebatuan ini terjadi oleh beberapa faktor seperti aktivitas mikroorganisme, perubahan suhu dan air. Itulah yang mempengaruhi perbedaan jenis tanah pada satu daerah dengan daerah lainnya. Tanah yang baik untuk tanaman harus memiliki beberapa komponen seperti mengandung mineral 50%, bahan organik 5% dan air 25%. Berikut Jenis dan karakteristik tanah beserta penyebarannya di Indonesia.
Sumber gambar : dikatama.com |
Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya yang terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan dibagian hilir karena dibawa dari hulu. Tanah ini biasanya bewarna coklat hingga kelabu.
Karakteristik
Tanah ini sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi maupun palawija seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut dan mudah digarap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang keras untuk mencangkulnya.
Persebaran
Tanah ini banyak tersebar di Indonesia dari sumatera, Kalimantan, Sulawesi, papua ,nusa tengara timur dan jawa.
Tanah andosol
Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana terbentuk karena adanya proses vulkanisme pada gunung berapi. Tanah ini sangat subur dan baik untuk tanaman.
Karakteristik
Warna dari tanah andosol coklat keabu-an. Tanah ini sangat kaya dengan mineral, unsure hara, air dan mineral sehingga sangat baik untuk tanaman. Tanah ini sangat cocok untuk segala jenis tanaman yang ada di dunia. persebaran tanah andosol biasanya terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi.
Persebaran
Di Indonesia sendiri yang merupakan daerah cincin api banyak terdapat tanah andosol seperti di daerah jawa, bali, sumatera dan nusa tenggara.
Tanah entisol
Tanah entisol merupakan saudara dari tanah andosol namun biasaya merupakan pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir, lahar, dan lapili.
Karakteristik
Tanah ini juga sangat subur dan merupakan tipe tanah yang masih muda. Tanah ini biasanya ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi bisa berupa permukaan tanah tipis yang belum memiliki lapisan tanah dan berupa gundukan pasir seperti yang ada di pantai parangteritis Jogjakarta.
Persebaran
Persebaran tanah entisol ini biasanya terdapat disekitar gunung berapi seperti di pantai parangteritis Jogjakarta, dan daerah jawa lainnya yang memiliki gunung berapi.
Tanah grumusol
Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan organic di dalamnya rendah karena dari batuan kapur jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman.
Karakteristik
Tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama saat musim kemarau dan memiliki warna hitam. Ph yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan.
Persebaran
Persebarannya di Indonesia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur. Karena teksturnya yang kering maka akan bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti pohon trembesi
Tanah humus
Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Mengandung banyak unsur hara dan mineral dan sangat subur.
Karakteristik
Tanah Humus sangat baik untuk melakukan cocok tanam karena kandungannya yang sangat subur dan baik untuk tanaman. Tanah ini memiliki unsur hara dan mineral yang banyak karena pelapukkan tumbuhan hingga warnanya agak kehitam hitaman.
Persebaran
Tanah ini terdapat di daerah yang ada banyak hutan. Persebarannya di Indonesia meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari Sulawesi
Tanah Inseptisol
Inseptol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang pembentukan hutan yang asri.
Karakteristik
Ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik dimana horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya jadi sangatlah unik. Tanah ini cocok untuk perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit.Serta untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti karet.
Persebaran
Tanah inseptisol tersebar di berbagai derah di Indonesia seperti di sumatera, Kalimantan dan papua
Tanah Laterit
Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat besi dan alumunium. Di indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah, terutama di daerah desa dan perkampungan.
Karakteristik
Tanah laterit termasuk dalam jajaran tanah yang sudah tua sehingga tidak cocok untuk ditanami tumbuhan apapun dan karena kandungan yang ada di dalamnya pula.
Persebaran
Persebarannya sendiri di Indonesia meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Tanah Latosol
Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah litosol ini berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari permukaan laut. Tanah latosol tidak terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium.
Persebaran
Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi, lampung, Kalimantan timur dan barat, Bali dan Papua.
Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme.
Karakteristik
Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. tekstur tanah litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir.
Persebaran
Biasanya terdapat pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman tinggi seperti di bukit tinggi, nusa tenggara barat, Jawa tengah, Jawa barat
Tanah kapur
Seperti dengan namanya tanah kapur berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan.
Karakteristik
Karena terbentuk dari tanah kapur maka bisa disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. Namun jika ditanami oleh pohon yang kuat dan tahan lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya.
Persebaran
Tanah kapur tersebar di daerah yang kering seperti di gunung kidul Yogyakarta, dan di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur.
Tanah Mergel
Hampir sama dengan tanah kapur, jenis tanah ini juga berasal dari kapur, namun dicampur dengan berbagai bahan lainnya yang membedakan adalah ia lebih mirip seperti pasir. Tanah mergel terbentuk dari batuan kapur, pasir dan tanah liat dan mengalami pembentukan dengan bantuan hujan namun tidak merata.
Karakteristik
Tanah ini subur dan bisa ditanami oleh persawahan dan perkebunan. Selain itu juga terdapat banyak mineral dan air di dalamnya.
Persebaran
Tanah ini banyak terdapat di daerah dataran rendah seperti di Solo (Jawa Tengah), Madiun dan Kediri (Jawa Timur).
Tanah Organosol
Tanah organosol terbentuk dari pelapukan benda organic seperti tumbuhan, gambut dan rawa. Biasanya terdapat di daerah yang memiliki iklim basah dan memiliki curah hujan tinggi.
Karakteristik
Ketebalan dari tanah ini sangat minim hanya 0.5 mm saja dan memiliki diferensiasi horizon yang jelas, kandungan organic di dalam tanah organosol lebih dari 30% dengan tekstur lempung dan 20% untuk tanah yang berpasir. Kandungan unsur hara rendah dan memiliki tingkat kelembapan rendah (PH 0,4) saja.
Persebaran
Tanah ini biasanya ditemukan di daerah pantai dan hampir tersebar di seluruh pulau di Indonesia seperti sumatera, papua, Kalimantan, jawa, Sulawesi dan nusa tenggara.
Tanah Oxisol
Tanah oxisol merupakan tanah yang kaya akan zat besi dan alumunium oksida. Tanah jenis ini juga sering kita temui di daerah tropis di Indonesia dari daerah desa hingga perkotaan.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah oxisol ini antara lain adalah memiliki solum yang dangkal dan ketebalannya hanya kurang dari 1 meter saja. warnanya merah hingga kuning dan memiliki tekstur halus seperti tanah liat.
Persebaran
Biasanya terdapat di daerah beriklim tropis basah dan cocok untuk perkebunan subsisten seperti tebu, nanas, pisang dan tumbuhan lainnya.
Tanah Padas
Tanah padas sebenarnya tidak juga bisa dibilang sebagai tanah karena sangat keras hampir seperti dengan batuan.
Karakteristik
Hal ini dikarenakan kandungan air didalamnya hampir tidak ada karena tanah padas sangat padat bahkan tidak ada air. Unsur hara yang ada di dalamnya sangat rendah dan kandungan organiknya sangat rendah bahkan hampir tidak ada. Tanah padas tidak cocok digunakan untuk bercocok tanam.
Persebaran
Jenis tanah ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
Tanah Pasir
Seperti dengan namanya tanah pasir merupakan pelapukan dari batuan pasir. Tanah ini biasanya banyak di daerah sekitar pantai atau daerah kepulauan.
Karakteristik
Tanah pasir tidak memiliki kandungan air dan mineral karena teksturnya yang sangat lemah. Tanah pasir akan sangat mudah ditemukan di daerah yang berpasir di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah tanah pasir terluas di dunia. Jenis tanaman yag cocok untuk tanah ini adalah umbi-umbian.
Persebaran
Hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki persebaran tanah pasir.
Tanah podsol
tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir hingga bebatuan kecil.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah podsol antara lain tidak memiliki perkembangan profil, warnanya kuning hingga kuning keabuan serta memiliki tekstur pasir hingga lempung. Kandungan organiknya sangat rendah karena terbentuk dari curah hujan yang tinggi tapi suhunya rendah.
Persebaran
Persebaran tanah ini antara lain meliputi Kalimantan utara, Sulawesi utara dan papua serta daerah lainnya yang tidak pernah kering alias selalu basah.
Tanah Podsolik Merah Kuning
Tanah ini sangat mudah ditemukan di seluruh wilayah Indonesia karena persebarannya yang hampir rata.
Karakteristik
Tanah ini bewarna merah hingga kuning dan kandungan organic serta mineralnya akan sangat mudah mengalami pencucian oleh air hujan. Oleh karena itu untuk menyuburkan tanah ini harus ditanami tumbuhan yang memberikan zat organic untuk kesuburan tanah serta pupuk baik hayati maupun hewani.
Persebaran
Tanah ini dapat digunakan untuk perkebunan dan persawahan serta dapat ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Papua, Kalimantan dan Jawa terutama jawa bagian barat.
Tanah Liat
Tanah liat adalah jenis tanah yang terdiri dari campuran dari aluminium serta silikat yang memiliki diameter tidak lebih dari 4 mikrometer. Tanah liat terbentuk dari adanya proses pelapukan batuan silika yang dilakukan oleh asam karbonat dan sebagian diantaranya dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Kateristik
Tanah liat ini tersebar sebagian besar wilayah Indonesia secara merata. Biasanya digunakan untuk membuat kerajinan hingga keperluan lainnya. Tanah liat biasanya memiliki warna abu abu pekat atau hampir mengarah ke warna hitam, biasanya terdapat di bagian dalam tanah ataupun di bagian permukaan.
Pensebaran
Tanah liat hampir tersebar secara merata di seluruh wilayah di Indonesia, hanya yang membedakannya adalah kedalaman tanah tersebut.
Rendy Achmad September 10, 2018 New Google SEO Bandung, Indonesia
Jenis dan Karakteristik Tanah Beserta Penyebarannya di Indonesia
Posted by HOT Gardener on Senin, 10 September 2018
Sumber Foto : tanamedia.com |
Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan menghilangkan kandungan air dan beberapa mineral dari hewan dan tumbuhan. Arang umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula, tulang, dan benda lain. Arang yang hitam, ringan dan mudah hancur dan menyerupai batu bara ini terdiri dari 85% sampai 98% karbon, sisanya adalah abu dan unsur kimia lainnya.
Jenis jenis arang
1. Arang Kayu
Arang kayu adalah arang yang terbuat dari bahan dasar kayu yang masih sehat dan belum membusuk. Arangkayu biasa digunakan untuk keperluan memasak, mesia penjernih air, dalam bidang kesehatan dan masih banyak lagi.
2. Arang Serbuk Gergaji
Arang serbuk gergaji biasanya dimanfaatkan untuk bahan bakar, campuran pupuk dandapat di olah menjadi beriket arang.
3. Arang Sekam Padi
Dikarenakan kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan air, arang sekam padi biasa digunakan untuk campuran pupuk dan media tanam dan juga biasa digunakan untuk bahan baku briket arang.
4. Arang Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa yang dapat dijadikan arang yaitu dari kelapa yang yang sudah tua, karena sifatnya yang padat dan kandungan airnya yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan kelapa yang masih muda.
5. Arang Seresah
Arang jenis ini biasanya terbuat dari seresah atau sampah dedaunan. Arang seresah juga dapat dijadikan briket arang karena mudah dihancurkan.
6. Arang Kulit Buah Mahoni
Kulit buah mahin jika kita lihat secara kasat mata memang memiliki tekstur yang keras dan padat oleh karena itu harang dihasilkan dari kulit mahoni juga memiliki kualitas yang cukup baik. jika dibakar akan menghasilkan panas yang tinggi dan tahan lama serta asap yang dikeluarkan pun sedikit.
7. Briket Arang
Briket arang adalah arang yang terbuat dari arang yang dihaluskan kemudian dicampur dengan tepung kanji dan dicetak sesuai kebutuhan. Jenis arang yang biasa dijadikan briket arang adalah arang sekam, arang serbuk gergaji, arang seresah atau dari arang lain yang berukuran kecil.
- Mudah dipatahkan, arang yang sudah terbakar sempurna atau tidak berbentuk kayu akan mudah sekali dipatahkan
- Bila dipatahlkan bagian dalam akan terlihat mengkilat seperti kristal, Kandungan karbon yang tinggi pada arang akan menciptakan pantulan cahaya seperti pada kristal.
- Bila direndam air akan tenggelam, arang yang baik ialah arang yang memiliki masa jenis yang besar dan bisa kita lihat jika kita memasukkannya ke dalam air maka ia akan tenggelam.
- Memiliki kandungan abu yg sedikit, Kandungan abuyang tinggi pada arang dapat meracuni tanaman, oleh sebab itu pilih lah arang dengan kandungan abu yang sedikit.
Cara menggunakan arang untuk campuran media tanam :
- Ambil arang kayu atau lebih bagus dapat menggunakan arang sekam dan cuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kadar abu yang tersisa.
- Pecahkan arang sampai seukurang kelereng atau lebih kecil lagi.
- Rendam arang dalam pupuk kimia atau POC yang sudah dicampur dengan fungisida selama 1 hari 1 malam (24jam).
- Campurkan pada media tanam dengan komposisi 20% arang dari total keseluruhan media
- Mengurangi pemakaian pupuk
- Menekan perkembangan hama dan penyakit pada tanah.
- Meningkatkan perkembangan dan aktifitas mikroorganisme pada media tanam
Air lindi (leachate) dapat didefinisikan sebagai cairan yang meresap melalui limbah padat yang cairan tersebut mengekstraksi material organik yang ada dalam sampah yang kemudian akan terlarut atau tersuspensi dalam cairan tersebut (Tchobanoglous, 1977; Damanhuri, 1993).
Penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan air lindi :
- Penelitian yang dilakukan oleh Agustina Budi Rahayu Andayani (2002) dengan Judul Dampak Pemanfaatan Air Lindi Terhadap Proses Pengomposan dan Kualitas Kompos dari Sampah Organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
- Semakin banyaknya penambahan konsentrasi air lindi hingga 50% memberikan dampak terhadap proses pengomposan berupa kenaikan rerata temperatur harian.
- Penambahan air lindi ke dalam proses pengomposan hingga 50% memberikan dampak berupa semakin lamanya proses pengomposan sampah organik.
- Peningkatan konsentrasi air lindi yang disiramkan ke dalam proses pengomposan memberikan dampak yang nyata terhadap berat akhir kompos yang dihasilkan. Semakin banyak air lindi ditambahkan hingga 30% memberikan dampak positif berupa kenaikan berat akhir kompos.
- Selama proses pengomposan, rerata pH mengalami penurunan pada minggu kedua kemudian terus mengalami kenaikan sampai kompos matang.
- Kualitas kandungan unsur hara kompos yang dihasilkan dipengaruhi oleh adanya penambahan air lindi, kecuali total fosfor tidak ditemukan adanya beda nyata dari masing-masing perlakuan.
- Penambahan air lindi ke dalam proses pengomposan tidak memberikan dampak yang nyata terhadap rerata rasio C/N kompos. Pada akhir pengomposan didapatkan rerata rasio C/N seluruh perlakuan mengalami penurunan.
- Pemanfaatan kembali air lindi yang dihasilkan dari sampah organik sampai pada aras tertentu secara umum memberikan dampak positif terhadap proses pengomposan dan kualitas kompos yang dihasilkan sehingga mengurangi beban pencemaran terhadap lingkungan baik dari segi biotik dan abiotik yang pada akhirnya mempengaruhi pula tata kehidupan masyarakat yang meliputi segi sosial, budaya dan ekonomi.
- Penelitian yang dilakukan oleh Sukamto Hadisuwito (Bapak Pupuk Cair). Dengan berbekal pengalaman dari OISCA (Organization for Industrial Spiritual and Cultural Advancement) Jepang, Sukamto menciptakan bioaktivator untuk pengolahan sampah organik rumah tangga. Bioaktivator untuk pembuatan pupuk cair ini diberi nama BOISCA. BOISCA adalah bioaktivator khusus untuk pembuatan kompos cair dari sampah rumah tangga. Menurut Sukamto, komposisi pemakaian BOISCA adalah dengan menambahkan 1 tutup botol BOISCA ke dalam botol lindi kemudian didiamkan selama 1 malam.
Yuk bikin dekomposter sederhana :
- 2 buah botol yang berbeda ukuran mulut botol, boto pertama pilih ukuran mulut botol yang lebih kecil untuk menampung sampah organik, sedangkan botol yang kedua untuk menampung air lindinya yang nantinya bisa kita gunakan untuk pupuk organik cair.
- Buat beberapa lubang kecil pada tutup botol pertama untuk mencegah sampah organik ikut terbawa bersama air lindinya.
- Buat lubang pada tutup botol kedua sesuai dengan ukuran mulut boltol yang pertama.
- Masukan mulut botol pertama kedalam lubang yang kita buat pada tutup botol kedua, kemudian rapatkan dengan cara memasang tutupnya pada botol yang pertama.
- Dan satukan kedua botol dengan cara memasangkan tutup botol kedua dengan tutupnya yang sudah menempel pada botol yang pertama.
- Potong bagian kaki pada botol yang pertama untuk tempat memasukan sampah organik.
- Buat lubang tali pada botol pertama untuk menggantung komposternya. Dan komposter siap digunakan.
Cara Penggunaannya :
masukan sampah organik yang sudah dipotong kecil-kecil dan dibasahi dengan dekomposer(mol/em4). Air lindi akan mulai keluar setelah 2 atau 3 hari setelah sampah dimasukan.
Cara panen lindi :
Lepaskan botol pertama (botol tempat lindi) dengan cara menahan tutup botol dan memutar botolnya.
Catatan:
- Beri tutup pada tempat masuknya sampahorganik agar tidak ada lalat atau serangga lain yang masuk dan bertelur didalam komposter kita.
- banyaknya air lindi yang dihasilkan tergantung dari bahan organik yang kita pakai.
- campur air lindi dengan air tanah (bukan PAM) dengan perbandingan 1: 10 (1 literlindi untuk 10 liter air), dan gunakan untuk menyiram tanaman
Sekilas Tentang Air Lindi Sebagai Pupuk Cair Organik
Posted by HOT Gardener on Minggu, 19 Agustus 2018
Banyak yang dapat kita pakai untuk memberikan nutisi pada tanaman. Mulai dari kompos, pupuk kandang, pupuk cair samapai pupuk anorganik. Tapi tahukah anda jika ternyata ada bahan lain yang tidak wajar yang dapat kita gunakan untuk menyuburkan tanaman.
Apa saja kah itu? Mari kita lihat,
1. Lumpur Got
Bagi sebagian orang mungkin menganggap got sebagai tempat yang kotor dan bau. Tapi siapa sangka?! Dalam benda yang kita anggap kotor dan bau itu ternyata terdapat senyawa dan mikroba yang sangat bermanfaat bagi tanaman. seperti dikutip dalam laman mitalom.com, lumpur got atau Black Bio Fertilizer (BBF) mengandung oksigen yang terlarut dalam air menjadi karbon dan senyawa organik berkat mikroorganisme (BBO) yang tinggi, dan mempunyai sisa-sisa material organik dalam jumlah besar seperti Nitrogen (N) dalam bentuk amonium dan Fosfor (P) dalam bentuk fosfat serta Kalium (K) dalam bentuk kalium anorganik. Dan pada got atau selokan juga terdapat beberapa organisme yang baik untuk tanaman seperti, algae (merubah deterjen menjadi surfaktan, desinfektan menjadi kalium organik atau an organik), Protozoa (menghasilkan senyawa organik yang baik untuk akar), ganggang api (menekan Nematoda dan menjadi parasit bagi hewan inang), basillus firmus, basillus subtilis, micococcus, beberapa jenis jamur serta aktimomicetes(melarutkan senyawa phosfat anorganik), Micrococcus denitrifican serta nitrobacter (sebagai bakteri amonium), dll. Mungkin sebagian dari kita sering melihat orang tua dulu sering menyiram tanaman dengan air comberan/got kan. Ternyata air atau lumpur dari tempat yang kita anggap menjijikan itu memang baik untuk tanaman, organikers.
2. Puing Bangunan
3. Vetsin
Vetsin atau Micin merapakan salah satu bahan yang digunakan untuk menyedapkan masakan, biasanya di setiap rumah ada bahan ini. Dan ternyata vetsin juga termasuk salah satu bahan yang baik untuk tanaman. Bahan aktif dalam vetsin adalah monosidium glutamate yang terbentuk dari campuran protein nabati, asam glutamate dan dinatrium inositat. Dan dalam vetsin juga terdapat asam amino non essensial yang baik untuk tanaman.
4. Pil KB
Mungkin anda tidak percaya, tapi pil KB yang biasa dikonsumsi oleh wanita untuk mencegah kehamilan ternyata juga bermanfaat bagi tanaman. Pil KB mengandung hormon atau zat yang dapat mengatur hormon tertentu pada manusia untuk mencegah dari kehamilan. tapi sebaliknya pada tanaman. zat atau hormon tersebut justru dapat membuat tanaman cepat memasuki masa kehamilan atau generatif. Mau coba?
5. Obat-obatan
Jangan buang obat-obatan bekas anda, Karena dalam obat-obatan mengandung zat kimia yang sama seperti yang terkandung pada tanah, seperti Kalium, Natrium, Asam (Acid), Alumunium, Ferrum serta kombinasi dari beberapa unsur kimia lain. Penggunaan obat-obatan untuk pupuk tanaman yaitu dengan cara melarutkannya dalam air dan menggunakannya untuk menyiram tanaman.
6. Deterjen
Seperti kita ketahui, limbah deterjen merupakan salah satu faktor yang dapat mencemari air dan tanah. Tapi dengan penggunaan yang tepat, limbah deterjen juga bermanfaat untuk tanaman. Karena deterrjen sendiri mengandung bahan yang dapat merusak sistem perlindungan pada tubuh serangga. Biasanya deterjen digunakan untuk bahan campuran pestisida, baik itu pestisida kimia maupun organik.
Itulah 6 bahan tidak wajar yang ternyata baik untuk tanaman. Apakah organikers mau mencobanya? Atau, sudah pernah coba salah satunya...
Rendy Achmad Agustus 17, 2018 New Google SEO Bandung, Indonesia