Cari Artikel
Featured Post
SEKILAS TENTANG PENGEMBANGAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) UNTUK PERTANIAN
Di kalangan para penggiat pertanian organik, mikro organisme lokal atau biasa disingkat MOL sudah begitu familiar dan diterapkan secara ...
Di kalangan para penggiat pertanian organik, mikro organisme lokal atau biasa disingkat MOL sudah begitu familiar dan diterapkan secara luas. Mereka mengaplikasikan MOL untuk berbagai komoditas usaha taninya. Aplikasi MOL ini bervariasi pada beberapa petani di beberapa daerah. Variasi ini tergantung pada sumber-sumber / bahan pembuatan MOL yang tersedia, kreatifitas dan kemampuan petani yang bersangkutan. Itulah sebanya keberhasilan menerapkan aplikasi resep MOL tertentu pada suatu daerah / lokasi bisa memberikan hasil yang tidak sama jika diterapkan pada daerah yang lain.
MOL adalah cairan hasil fermentasi yang mengandung mikroorganisme hasil produksi sendiri dari bahan-bahan alami yang tersedia disekeliling kita. Bahan-bahan tersebut merupakan tempat yang disukai oleh mikroorganisme sebagai media untuk hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat penghancuran bahan-bahan organik (dekomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. Selain itu MOL dapat juga berperan sebagai pestisida hayati karena kemampuanya dalam mengendalikan beberapa macam organisme pengganggu tanaman (OPT). MOL juga diindikasikan mengandung zat perangsang tumbuh / fitohormon yang berperan dalam memacu pertumbuhan tanaman seperti hormon Auksin, Giberelin dan Sitokinin.
Keunggulan utama penggunaan MOL ini adalah murahnya biaya untuk pembuatan MOL ini bahan-bahanya tersedia di sekitar kita dan bahkan tidak usah membayar alias bisa diperoleh dengan gratis. Bahan-bahan untuk membuat MOL menurut beberapa praktisi bisa berasal dari sampah dapur, bonggol pisang, air kelapa, air sisa cucian beras, nasi busuk, terasi busuk, buah-buahan busuk, urine sapi, keong, pucuk-pucuk tanaman atau tapai / peyeum bahkan buah maja. Agar MOL yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik maka bahan-bahan MOL paling tidak harus terdiri dari 3 komponen utama yaitu bahan-bahan sumber karbohidrat, bahan-bahan sumber bakteri dan bahan-bahan sumber glukosa.
Bahan-bahan sumber karbohidrat antara lain air sisa cucian beras, singkong, nasi, atau gandum. Biasanya yang paling banyak dipergunakan oleh para praktisi MOL antara lain air sisa cucian beras dan nasi (nasi sisa atau nasi busuk). Bahan – bahan sumber glukosa antara lain air nira, air kelapa, air gula merah atau air gula pasir. Sedangkan bahan-bahan sumber bakteri yang biasa dipergunakan antara lain bisa keong sawah, bekicot, kulit buah-buahan atau urine sapi, urine kambing, kotoran ternak, atau bahan lainya yang diduga banyak mengandung bakteri yang berguna untuk tanaman dan kesuburan tanah seperti rhizobium sp,azospirillum sp, azotobacter sp, pseudomonas sp, bacillus sp dan bakteri pelarut phospat.
MOL dapat diaplikasikan pada tanaman sebagai pupuk hayati, sebagai starter / biang pengomposan bahan organik maupun sebagai bahan pestisida hayati terutama sebagai fungisida hayati. Namun seperti disebutkan di atas keberhasilnya masih bervariasi selain itu kandungan mikroorganismenya juga bervariasi dan sampai sekarang masih belum ada kajian yang menyebutkan apa saja kandungan mikroorganisme, kandungan unsur hara maupun kandungan ZPT / hormon yang terdapat pada suatu MOL. Karena resep maupun bahan – bahan pembuat MOL juga sangat bervariasi sehingga kandungan berbagai mikoroganisme, unsur hara maupun hormonya juga dimungkinkan bervariasi juga. Namun hal inbi tidak menjadi masalah bagi kita, yang penting aplikasi MOL ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi petani dan mengurangi biaya usahatani serta dapat meningkatkan kemandirian petani kita. Justru kehadiran MOL ini dapat memperkaya alternatif berbagai teknologi tepat guna yang dapat diterapkan oleh petani serta dapat merangsang kreativitas dan inovasi petani.
Menurut Sobirin seorang praktisi MOL, ada beberapa contoh MOL yang dapat dibuat dari bahan-bahan yang ada disekitar kita dan aplikasinya, antara lain :
1. MOL buah-buahan untuk membantu malai padi agar berisi
2. MOL daun cebreng untuk penyubur daun tanaman
3. MOL bonggol pisang untuk pengurai saat pembuatan kompos
4. MOL sayuran untuk merangsang tumbuhnya malai padi
5. MOL rebung bambu untuk merangsang pertumbuhan tanaman
6. MOL limbah dapur untuk memperbaiki struktur fisik, biologi, dan kimia tanah
7. MOL protein untuk nutrisi tambahan pada tanaman
8. MOL nimba dan sarawung untuk mencegah penyakit tanaman.
Salah satu MOL yang sudah dikembangkan secara luas adalah MOL bonggol pisang, disebut sebagai MOL bonggol pisang karena bahan dasarnya adalah bonggol (batang bawah) pohon pisang. MOL bonggol pisang ini menurut para praktisi dikembangkan pertama kali oleh Alik Sutaryat salah seorang pengembang pertanian organik dan padi SR (System of Rice Intensifications) di Indoesia.
Bahan untuk pembuatan MOL bonggol pisang ini adalah bonggol pisang kurang lebih 5 kg, gula merah 1/2 kg sampai 1 kg dan air cucian beras 10 liter. Cara pembuatan sangat mudah dan dilakukan oleh siapa saja, bonggol pisang ditumbuk atau dihaluskan kemudian dimasukkan bersama air cuian beras dan masukkan gula merah sambil diaduk rata. Setelah tercampur rata simpan larutan dalam drum atau tong plastik. Tutup dengan plastik yang rapat, beri lubang udara dengan cara memasukkan slang plasti yang dihubungkan dengan botol yang sudah terisi air. Ujung slang plastik harus terendam dalam air (fermentasi anaerob) dan dibiarkan selama 15 hari.
MOL bonggol pisang ini dapat dipergunakan untuk starter pengomposan maupunaplikasi pada tanaman. Untuk pengomposan dapat digunakan sebagai decomposer dengan konsentrasi 1 : 5 (1 liter cairan MOL dicampur dengan 5 liter air tawar), tambahkan gula merah 1 ons, aduk hingga rata, siramkan pada proses pembuatan kompos. Sedangkan untuk aplikasi pada tanaman dengan cara disemprotkan pada berbagai jenis tanaman dengan konsentrasi 400 cc dicampur dengan 14 liter air tawar. Pada tanaman padi, sejak fase vegetatif hingga generatif pasca tanam yaitu hari ke 10, 20, 30 dan 40. Semprotkan pada pagi atau sore hari, hindari penyemprotan pada siang hari.
Untuk MOL – MOL yang lain sudah banyak dikembangkan oleh para praktisi maupun pengembang dengan memanfaatkan berbagai macam bahan alami yang tersedia. MOL – MOL ini perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut sehingga manfaatnya bagi tanaman dapat dioptimalkan yang lebbih lanjut dapat meningkatkan kesejahteraan petani kita.
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov. Jabar Rendy Achmad Januari 15, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
SEKILAS TENTANG PENGEMBANGAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) UNTUK PERTANIAN
Posted by HOT Gardener on Rabu, 15 Januari 2020
Hormon tumbuhan atau dikenal juga dengan istilah ZPT merupakan faktor pendukung yang dapat memberikan kontribusi besar dalam keberhasilan usaha budidaya pertanian. Namun perlu diingat bahwa penggunaan hormon ini harus :
Dilakukan dengan sanagat tepat.
Pemahaman mengenai fungsi dan peran hormon terhadap laju pertumbuhan maupun perkembangan tanaman sangat penting.Pada artikel ini akan kami uraikan mengenai ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dengan harapan bisa memberikan kontribusi dalam usaha agribisnis pertanian.
APA ITU HORMON TUMBUHAN
Hormon yang sering disebut juga fitohormon merupakan sekumpulan senyawa organik, baik yang terbentuk secara alami maupun buatan.
ZPT dalam kadar sangat kecil mampu menimbulkan suatu reaksi atau tanggapan baik secara biokimia, fisiologis maupun morfologis, yang berfungsi untuk mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, maupun pergerakan taksis tanaman atau tumbuhan baik dengan mendorong, menghambat, atau mengubahnya.
"Kadar kecil" yang dimaksud berada pada kisaran satu milimol per liter sampai satu mikromol per liter.
ZPT berbeda dengan unsur hara atau nutrisi tanaman, baik dari segi fungsi, bentuk, maupun senyawa penyusunnya.Secara ilmiah, penggunaan istilah HORMON TUMBUHAN sebenarnya mengadopsi analogi fungsi hormon pada binatang. Dilihat dari cara produksinya, hormon pada tumbuhan berbeda dengan hormon pada binatang yang dihasilkan dari jaringan spesifik berupa kelenjar endokrin, tetapi ZPT ini dihasilkan oleh suatu jaringan nonspesifik, biasanya dari jaringan merismatik, yang dapat diproduksi jika mendapatkan rangsangan.
Penyebaraan hormon pada seluruh jaringan tumbuhan bisa terjadi dengan sangat mudah, karena penyebarannya bisa melalui ruang antarsel atau disebut dengan sitoplasma, sehingga dalam penyebarannya tersebut, Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) tidak harus melalui sistem pembuluh pengangkut.
Secara individu, tumbuhan akan memproduksi sendiri hormon setelah mengalami rangsangan. Proses produksi hormon dilakukan secara endogen oleh tumbuhan. Rangsangan yang dapat mempengaruhi produksi hormon misalnya :
LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan faktor penting yang dapat memicu tumbuhan untuk memproduksi hormon. Setelah menghasilkan hormon hingga pada ambang konsentrasi tertentu, maka sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai menunjukkan reaksi sehingga akan menimbulkan perubahan fisiologis pada tumbuhan. Dengan demikian, tumbuhan akan mulai menunjukkan ekpresi atas pengaruh suatu rangsangan yang telah memicu produksi hormon tersebut. Dari sudut pandang evolusi tumbuhan, hormon tumbuhan merupakan suatu mekanisme pertahanan diri terhadap pengaruh-pengaruh yang diterimanya sehingga dapat terus mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
HORMON YANG DITERIMANYA DARI LUAR
Pemberian ZPT dari luar sistem individu disebut juga dengan hormon eksogen, yaitu dengan memberikan bahan kimia sintetik yang dapat berfungsi dan berperan seperti halnya hormon endogen, sehingga mampu menimbulkan rangsangan dan pengaruh pada tumbuhan seperti layaknya fitohormon alami.Disisi lain zat pengatur tumbuh dapat berfungsi sebagai prekursor, yaitu senyawa yang dapat mendahului laju senyawa lain dalam proses metabolisme, dan merupakan bagian dari proses genetik tumbuhan itu sendiri. Oleh karena itu, untuk membedakan pengertian hormon pada tumbuhan dengan hormon pada binatang, maka dalam dunia pertanian dipakai istilah Zat Pengatur Tumbuh tumbuhan atau ZPT atau dalam bahasa Inggris disebut plant growth regulator/substances.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kepentingan intensifikasi dalam budidaya di sektor pertanian, maka ZPT banyak digunakan terutama untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil produksi.
JENIS HORMON TUMBUHAN
Beberapa fungsi Hormon yang bisa diterapkan dalam dunia pertanian diantaranya ialah:
1. AUKSIN
Hormon Auksin banyak ditemukan pada akar, ujung batang, dan bunga. Fungsi hormon auksin dalam petumbuhan tanaman adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang ujung meristem. Auksin berperan penting dalam pertumbuhan, sehingga dapat digunakan untuk memacu kecepatan pertumbuhan tanaman pada budidaya yang dilakukan secara intensif.
Dengan fungsi dan peran penting hormon auksin tersebut, maka dalam dunia pertanian sering digunakan seperti dalam membantu proses pertumbuhan (baik pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang), untuk memecah masa dormansi sehingga dapat mempercepat perkecambahan pada biji, membantu proses pembelahan sel sehingga dapat digunakan untuk mempercepat pembesaran jaringan tumbuhan, mempercepat pemasakan buah, serta untuk mengurangi jumlah biji dalam buah. Hormon auksin akan bekerja secara sinergis dengan dua hormon lain, yaitu sitokinin dan giberelin.
Tumbuhan yang mengalami etiolase atau kekurangan cahaya matahari dan hanya pada salah satu sisinya saja yang mendapat sinar mata hari, maka pertumbuhan sisi yang terkena sinar matahari akan lebih lambat dibanding dengan sisi yang tidak terkena sinar matahari. Hal ini disebabkan kerja hormon auksin terhambat oleh cahaya matahari. Sementara pada sisi tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari biasanya akan tumbuh lebih cepat dan lebih panjang, karena hormon ini bekerja dengan optimal dan tidak terhambat oleh pengaruh cahaya matahari. Produksi hormon auksin yang berlebihan tersebut akan cenderung mengarahkan pertumbuhan pada ujung tumbuhan yang tidak terkena matahari menuju ke arah cahaya atau disebut proses fototropisme, sehingga produksi hormon ini dapat dikendalikan oleh individu tumbuhan tersebut.
Dengan pemahaman tersebut, maka dapat dibuat analogi secara sederhana mengenai tumbuhan yang kelebihan hormon auksin. Jika suatu tumbuhan ditempatkan di tempat yang kekurangan sinar matahari, maka pertumbuhannya akan lebih cepat dibanding dengan di tempat terbuka. Bekerjanya hormon auksin pada tumbuhan yang tumbuh dengan kekurangan sinar matahari mengakibatkan pertumbuahan batang yang lebih besar dan panjang dengan warna daun agak kekuningan, dan struktur batang tampak lebih lemah atau lemas. Sedangkan tumbuhan di tempat terbuka, produksi hormon auksin terhambat oleh sinar matahari sehingga pertumbuhannya sedikit terhambat, tetapi memiliki struktur batang yang kokoh dan warna hijau daun yang lebih gelap.
Secara umum, sistem kerja hormon auksin adalah menginisiasi pemanjangan dan pembesaran sel serta memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen dengan rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis melalui dinding sel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh yang banyak mempengaruhi proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein.
Menurut Gardner, dkk., 1991, tumbuhan memproduksi hormon auksin dalam jaringan meristem aktif, yaitu jaringan tumbuhan yang memiliki sel aktif yang dapat membelah dengan cepat. Jaringan meristem pada tumbuhan, misalnya tunas di ketiak daun, pucuk tanaman, daun muda, dan buah. Setelah diproduksi dalam jaringan tersebut, auksin akan menyebar ke seluruh bagian tumbuhan dengan arah penyebaran dari bagian atas tumbuhan ke bagian bawah hingga mencapai titik tumbuh akar. Penyebaran auksin tersebut melalui jaringan pembuluh tapis (floem) atau jaringan parenkhim. Auksin merupakan hormon yang juga dikenal dengan istilah Indole Acetic Acid (IAA), atau asam indolasetat, sebagai auksin utama pada tanaman, yang mengalami proses biosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN (Indolaseto nitril), TpyA (Asam Indolpiruvat) dan IAAld (Indolasetatdehid). Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase.
IAA atau C10H9O2N, sebagai rumus kimia auksin, merupakan hasil isolasi yang dilakukan pada tahun 1928, dengan menggunakan tepung sari bunga yang tidak aktif. Dengan ditemukannya IAA, maka untuk perkembangan selanjutnya seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat diciptakan auksin sintesis, seperti Amiben atau Kloramben (Asam3-amino2, 5–diklorobenzoat), Hidrazil atau 2,4-D (asam-Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4-Diklorofenolsiasetat), Pikloram/Tordon (asam4–amino–3,5,6–trikloro–pikonat), dan NAA (asam (asam 3,6-Dikloro-O-anisat/dikambo).
Fungsi auksin dalam pertumbuhan tanaman
Pemberian auksin pada biji atau benih akan memecah dormansi dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji/benih dengan auksin juga dapat meningkatkan kuantitas hasil panen.
Memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan lebih baik.
Auksin akan merangsang dan mempertinggi prosentase timbulnya bunga dan buah.
Merangsang terjadinya proses Partenokarpi. Partenokarpi adalah suatu kondisi dimana tumbuhan mampu membentuk buah tanpa proses fertilisasi atau penyerbukan, sehingga dengan pemberian hormon auksin dapat menghasilkan buah tanpa biji.
Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
Memecah dormansi pucuk/apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tumbuhan atau akar tidak mau berkembang.
2. SITOKININ
Hormon sitokinin berperan penting dalam merangsang pembelahan sel tumbuhan. Sitokonin berasal dari kata cytokinin yang berarti terkait dengan pembelahan sel. Senyawa dari hormon sitokinin yang pertama kali ditemukan adalah kinetin. Pada awalnya, kinetin diperoleh dari ekstrak sperma burung bangkai, namun kemudian diketahui bahwa kinetin juga bisa ditemukan pada manusia dan tumbuhan. Selain kinetin, senyawa lain yang dapat berfungsi sebagai hormon sitokinin adalah zeatin. Zeatin bisa diperoleh dari ekstrak biji jagung yang masih muda. Kemudian pada perkembangan berikutnya, zeatin juga diketahui sebagai komponen aktif utama pada air kelapa. Dengan demikian, air kelapa juga memiliki kemampuan untuk merangsang pembelahan sel. Sitokinin alami lain misalnya adalah 2iP. Sitokinin alami merupakan turunan dari purin. Sitokinin sintetik kebanyakan dibuat dari turunan purin pula, seperti N6-benziladenin (N6-BA) dan 6-benzilamino-9-(2-tetrahidropiranil-9H-purin) (PBA).
Fungsi sitokinin bagi pertumbuhan tanaman
Memacu pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan merangsang proses pembelahan dan pembesaran sel.
Merangsang perkecambahan dengan memecah fase dormansi pada biji, sehingga pertumbuhan bibit dapat berlangsung dengan cepat.
Memacu pertumbuhan tunas-tunas baru.
Hormon sitokinin dapat menunda penuaan pada hasil panen, sehingga daya tahan hasil panen lebih lama.
Menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tumbuhan.
Sintesis pembentukan protein akan meningkat dengan pemberian hormon sitokinin.
3. GIBERELIN
Jenis hormon yang mempunyai kemiripan sifat dengan auksin ini merupakan zat pengatur tumbuh yang dapat ditemukan pada hampir semua siklus hidup tumbuhan. Giberelin sering disebut dengan GA (gibberellic acid) atau asam giberelat.
Dalam tumbuhan, melalui xilem dan floem hormon giberelin (GA) ditransportasikan ke seluruh bagian tumbuhan. Giberelin banyak dijumpai pada tumbuhan paku, jamur, lumur, gymnospermae, dan angiospermae (terdapat pada biji muda, pucuk batang, ujung akar, dan daun muda).
Zat pengatur tumbuh ini dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif (GA Bioaktif) dan giberelin nonaktif. GA bioaktif inilah yang mengontrol pertumbuhan dan perkembangan seluruh tumbuhan baik akar, daun maupun batang tanaman, seperti pengembangan benih, perkecambahan biji, pertumbuhan tunas, pertumbuhan daun, merangsang pembungaan, perkembangan buah, perpanjangan batang, serta deferensiasi akar.
Pemberian giberelin di bawah tajuk tumbuhan dapat meningkatkan laju fotosintesis. Daun tumbuhan berkembang secara signifikan karena hormon ini memacu pertumbuhan daun, terjadi peningkatan pembelahan sel dan pertumbuhan sel yang mengarah pada perkembangan daun. Selain itu juga memacu pemanjangan batang tumbuhan.
4. ETILENA/ETENA/GAS ETILEN
Zat pengatur tumbuh (ZPT) ini adalah satu-satunya hormon yang hanya terdiri dari satu substansi saja, yaitu etena. Etena atau etilena ini merupakan senyawa alkena yang paling sederhana karena hanya terdiri dari 2 atom karbon, dan 4 atom hidrogen. Unsur-unsur ini terhubung oleh ikatan rangkap. Adanya ikatan rangkap penghubung inilah etena juga disebut sebagai olefin (hidrokarbon tak jenuh). Pada tumbuhan, senyawa etilen dijumpai dalam bentuk gas sehingga disebut juga sebagai gas etilen. Pada buah, proses pembusukan mengeluarkan gas ini, karena gas etilen dihasilkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses senesens. Proses senesens merupakan proses penuaan yang irreversible (tidak dapat kembali), akhirnya menuju pembusukan. Selain etilen berperan dalam pematangan buah, gas etilen juga berperan dalam pengguguran daun.
Dalam pertumbuhan, etilen mempunyai banyak fungsi, yaitu membantu pemasakan buah, memacu pembungaan, merangsang pemekaran bunga, merangsang pertumbuhan akar dan batang tumbuhan, merangsang absisi (pengguguran) buah dan daun, memacu perkecambahan biji, menghambat pemanjangan batang kecambah, memperkokoh pertumbuhan batang tumbuhan, serta mengakhiri masa dormansi.
Bersama-sama dengan giberelin, etilen berfungsi dalam mengatur perbandingan bunga jantan dan betina pada tumbuhan berumah satu.
Sebetulnya para petani sudah sering memanfaatkan etena dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada saat melakukan pemeraman buah.
Bahkan dalam beberapa masalah mereka juga menggunakan etilen sintetik seperti ethephon (asam 2-kloroetil-fosfonat) dengan merk dagang Ethrel untuk membantu pemasakan cabe, beta-hidroksil-etilhidrazina (BOH) untuk memacu pembentukan bunga pada tanaman nanas, maupun pengarbitan buah untuk mempercepat proses pemasakan.
5. TRIAKONTANOL
Triakontanol (TRIA) merupakan senyawa yang tidak larut dalam air, terdiri dari 30 karbon dan merupakan alkohol primer jenuh.
ZPT ini berpotensi meningkatkan hasil tanaman, meskipun mekanisme kerjanya belum sepenuhnya diketahui. Pada berbagai penelitian, triakontanol berfungsi meningkatkan rasio gula asam pada budidaya jeruk, serta mampu meningkatkan produksi teh.
Penyemprotan hormon triakontanol dengan konsentrasi rendah pada daun kecambah seperti pada tanaman jagung, tomat, padi menunjukkan peningkatan pertumbuhan.
6. INHIBITOR
Inhibitor merupakan salah satu jenis zpt yang menghambat atau menurunkan laju reaksi kimia, tersebar di setiap organ tumbuhan, dan menghambat pertumbuhan batang. Pada fase dormansi inhibitor bekerja dengan baik. Hormon jenis ini juga ditemukan pada fase pertumbuhan pucuk tumbuhan dan fase perkecambahan.
Tumbuhan akan membentuk inhibitor secara alami yang disebut dengan asam ABA (Asam absisat). Meskipun demikian penambahan hormon juga dihasilkan oleh cendawan dan alga hijau. Asam absisat memiliki 15 atom karbon dan merupakan molekul seskuiterpenoid.
Penerapan hormon inhibitor dalam budidaya pertanian adalah ketika akan mencegah pertunasan baru dan memperbesar umbi tanaman. Diharapkan dengan ZPT ini, pertumbuhan umbi menjadi optimal. Penggunaan inhibitor banyak dimanfaatkan petani untuk membantu mengoptimalkan hasil tanaman berumbi seperti pada budidaya kentang,budidaya bawang, dan sejenisnya.
7. PACLOBUTRAZOL
Paclobutrazol merupakan salah satu jenis hormon yang berfungsi menghambat biosistesis giberelin. Pemakaian hormon ini dapat membantu pohon berbuah di luar musim. Pertumbuhan vegetatif tanaman terhambat yang akhirnya memacu pertumbuhan generatif. Pohon berhenti tumbuh (terhambat) diikuti munculnya kuncup bunga yang akhirnya menghasilkan buah. Rendy Achmad September 08, 2019 New Google SEO Bandung, Indonesia
Mengenal tentang hormon atau zat pengatur tumbuh (ZPT)
Posted by HOT Gardener on Minggu, 08 September 2019
(baca juga : Cara Membuat Sendiri Nutrisi Hidroponik)
Ada 6 tipe dasar sistem hidroponik; Wick, Budaya Air, Ebb dan Flow (Banjir & Tiriskan), Drip (pemulihan atau non-recovery), NFT (Nutrient Film Technique) dan Aeroponic. Ada ratusan variasi pada sistem dasar hidroponik, tetapi semua metode hidroponik adalah variasi (atau kombinasi) daria keenam sistem ini.
WICK SYSTEM
Sistem Wick adalah jenis yang paling sederhana dari sistem hidroponik. Ini adalah sistem pasif, yang berarti tidak ada bagian yang bergerak. Larutan nutrisi ditarik ke dalam media tumbuh dari reservoir dengan sumbu. Rencana bebas untuk sistem sumbu sederhana yang tersedia.
Sistem ini dapat menggunakan berbagai media tumbuh. Perlite, Vermiculite, Pro-Mix dan Sabut Kelapa adalah yang paling populer.
Yang paling menarik dari sistem ini adalah bahwa tanaman yang besar atau yg membutuhkan air dalam jumlah besar dapat dibantu oleh sumbu untuk menyediakan nutrisinya.
AIR BUDAYA (Typical Water Culture)
Sistem budaya air adalah yang paling sederhana dari semua sistem hidroponik aktif. Platform yang memegang tanaman biasanya terbuat dari styrofoam dan mengapung langsung pada larutan nutrisi. Dan mengalirkan udara dengan bantuan sebuah pompa udara melalui selang batu udara ke dalam larutan nutrisi dan menyuplai pasokan oksigen ke akar tanaman.
Budaya air adalah sistem yang biasa dipilih untuk tumbuhan daun selada, yang membuat daun selada cepat tumbuh, membuat TWC menjadi pilihan yang ideal untuk jenis sistem hidroponik pada selada. Sangat sedikit tanaman selain selada akan tumbuh dengan baik dalam jenis sistem ini.
Jenis sistem hidroponik sangat bagus untuk guru dalam pembelajaran di kelas. Sebuah sistem yang sangat murah dan dapat dibuat dari akuarium tua atau wadah air lainnya.
Secara garis besar sistem semacam ini tidak bekerja dengan baik pada tanaman yang besar atau dengan tanaman yang memiliki masa panen yang panjang
EBB & FLOW (BANJIR DAN DRAIN)
EBB & Flow sistem bekerja dengan membanjiri sementara baki tumbuh dengan larutan nutrisi dan kemudian mengurasnya kembali ke dalam reservoir. Tindakan ini biasanya dilakukan dengan pompa terendam yang terhubung ke timer.
Ketika timer menghidupkan pompa maka larutan nutrisi dipompa ke dalam baki tumbuh. Ketika timer mati dan menutup pompa, maka larutan nutrisi mengalir kembali ke reservoir. Timer diatur untuk menyala pada beberapa kali sehari, tergantung pada ukuran dan jenis tanaman, suhu dan kelembaban dan jenis media tumbuh yang digunakan.
EBB & Flow adalah sistem serbaguna yang dapat digunakan dengan berbagai media tumbuh. Seluruh tumbuh nampan dapat diisi dengan Tumbuh Rocks, kerikil atau granular Rockwool. Banyak orang suka menggunakan pot individu diisi dengan media tumbuh, ini membuat lebih mudah untuk bergerak di sekitar tanaman atau bahkan memindahkan mereka dari dalam atau keluar dari sistem. Kerugian utama dari jenis sistem adalah bahwa dengan beberapa jenis media tumbuh (Gravel, Growrocks, Perlite), ada kerentanan terhadap pemadaman listrik serta pompa dan timer kegagalan. Akar dapat mengeringkan dengan cepat ketika siklus penyiraman terganggu. Masalah ini dapat sedikit diatasi dengan menggunakan media tanam yang mempertahankan lebih banyak air (Rockwool, Vermiculite, serat kelapa atau campuran soiless baik seperti Pro-mix atau Faffard ini).
Drip Irigation (Irigasi Tetes)
Sistem Drip mungkin jenis yang paling banyak digunakan sistem hidroponik di dunia. Operasinya sederhana, timer kontrol pompa terendam. Timer ternyata pompa dan larutan nutrisi yang menetes ke dasar setiap tanaman dengan garis tetes kecil. Dalam Drip Sistem Pemulihan larutan nutrisi berlebih yang berjalan off dikumpulkan kembali reservoir untuk digunakan kembali. Non-Pemulihan Sistem tidak mengumpulkan kembali larutan yang telah dikabutkan.
Sebuah sistem pemulihan menggunakan larutan nutrisi yang sedikit lebih efisien, kelebihannya air nutrisi dapat digunakan kembali, ini juga memungkinkan untuk penggunaan timer lebih murah karena sistem pemulihan tidak memerlukan kontrol yang tepat dari siklus penyiraman. Sistem non-recovery perlu memiliki timer yang lebih tepat sehingga siklus penyiraman dapat disesuaikan untuk memastikan bahwa tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup dengan biaya yang lebih sedikit.
Sistem non-recovery membutuhkan perawatan yang kurang karena faktanya bahwa larutan nutrisi berlebih tidak didaur ulang kembali ke dalam reservoir, sehingga kandungan hara dan pH dalam wadah tanam menjadi tidak beragam. Ini berarti bahwa Anda harus mengisi reservoir dengan pH yang disesuaikan pada larutan nutrisi dan kemudian membiarkannya sampai anda perlu untuk menambahkan nutrisi sesuai yang dibutuhkan kembali. Dalam sebuah sistem recovery terfapat kemungkinan yang lebih besar dalam penurunan tingkat pH dan kandungan nutrisi sehingga memerlukan pemeriksaan berkala dan menyesuaikannya.
N.F.T. (Nutrient Film Technique)
Ini adalah jenis sistem hidroponik yang kebanyakan orang pikirkan ketika mereka berpikir tentang hidroponik. N.F.T. sistem memiliki aliran konstan larutan nutrisi sehingga tidak ada waktu yang diperlukan untuk pompa submersible. Larutan nutrisi dipompa ke dalam baki tumbuh (biasanya tabung) dan dibawah akar tanaman, dan kemudian mengalir kembali ke reservoir.
Biasanya tidak ada media tumbuh yang digunakan selain udara, sehingga dapat mengurangi biaya penggantian media tumbuh pada setiap tanaman. Biasanya tanaman diletakan dalam keranjang plastik kecil dengan akar menjuntai ke dalam larutan nutrisi.
N.F.T. sistem sangat rentan terhadap pemadaman listrik dan kegagalan pompa. Akar akan kering dengan sangat cepat ketika aliran larutan nutrisi terganggu.
Aeroponik
Sistem aeroponik mungkin merupakan jenis teknologi yang paling tinggi dalam berkebun hidroponik. Seperti N.F.T. sistem di atas, media tumbuh hanya menggunakan udara. Akar menggantung di udara dan dikabutkan dengan larutan nutrisi. Pengkabutan biasanya dilakukan setiap beberapa menit. Karena akar yang terkena udara seperti NFT sistem, akar akan mengering dengan cepat jika siklus pemberian nutrisi terganggu.
Sebuah timer mengontrol pompa nutrisi seperti jenis lain dari sistem hidroponik, yang menjalankan pompa selama beberapa menit, pada sistem aeroponik timer disetel untuk menjalankan pompa hanya dalam hitungan detik.
Demikian Penjelasan Kali ini mengenai Hidroponik : Pengertian, Dasar, Cara Kerja dan Macam-macam Jenisnya. Semoga Bermanfaat!
Rendy Achmad September 17, 2018 New Google SEO Bandung, Indonesia
Hidroponik : Pengertian, Dasar, Cara Kerja dan Macam-macam Jenisnya
Posted by HOT Gardener on Senin, 17 September 2018
Setelah sebelumnya kita membahas mengenai Hidroponik : Pengertian, Dasar, Cara Kerja dan Macam-macam Jenisnya, Kali ini kita akan mencoba membuat sendiri nutrisi hidroponik atau yang biasa kita sebut dengan AB Mix.
Nutrisi tanaman merupakan unsur-unsur penting yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh dengan media apapun termasuk media air (hidroponik). Tanaman hidroponik akan menyerap unsur-unsur dalam media larutan nutrisi tersebut dalam konsentrasi yang tepat dan tidak meracuni. Kekurangan nutrisi tersebut tentu akan menyebabkan pertumbuhan tanaman secara vegetatif dan generatif terganggu.
Setiap tanaman akan tumbuh baik jika unsur-unsur makro dan mikronya terpenuhi. Pada tanaman hidroponik , unsur-unsur makro (dibutuhkan dalam jumlah besar) yang harus dipenuhi adalah Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Sedangkan unsur-unsur mikronya antara lain Besi (Fe), klor (Cl), Mangan (Mn), Seng (Zn), Boron (B), ddan Molibdenum (Mo).
Unsur hara (nutrisi) seperti Nitrogen (N) dibutuhkan untuk pertumbuhan awal tanaman (pertunasan) dan pembentukan daun. Fosfat dibutuhkan tanaman untuk perakaran sehingga dapat menyerap nutrisi (hara) dengan baik. Kalium berperan penting pada proses fotosintesis dan mengontrol peralihan dari fase vegetatif menuju fase generatif/reproduktif (pembentukan buah). Pemberian nutrisi ini juga terkait erat dengan kadar asam (pH) larutan nutrisi itu sendiri. Larutan nutrisi harus dikontrol sedemikian hingga memiliki pH dengan kisaran yang disukai oleh tanaman (umumnya pH 5,5-6,5).
Jika Anda baru memulai untuk melakukan budidaya tanaman hidroponik, untuk larutan nutrisi tanaman bisa Anda peroleh dengan mudah di toko-toko pertanian. Pupuk AB mix adalah nutrisi populer yang sering digunakan oleh penggiat tanaman hidroponik. Namun, umumnya pupuk AB mix ini dijual dengan harga yang relatif mahal.
Harga Pupuk hidroponik AB mix (1 set-pupuk A dan pupuk B) berkisar antara Rp. 80.000 hingga Rp. 110.000 untuk 1000 liter larutan. Sedangkan jika Anda membuat formula sendiri dengan pupuk NPK+KCl+Gandasil, harga yang Anda butuhkan untuk 1000 liter larutan berkisar antara Rp. 30.000 hingga Rp. 45.000. Harga ini dapat berubah sewaktu-waktu tergantung harga jual pasar. Jadi, untuk menghemat anggaran, Anda bisa membuat nutrisi atau pupuk hidroponik sendiri.
Berikut ini 3 formula nutrisi hidroponik yang dapat Anda ramu sendiri.
A. Formula Nutrisi Hidroponik I
Bahan dan Alat
(untuk 10 liter larutan hidroponik)
– 10 gram Pupuk NPK 16-16-16 , bisa menggunakan pupuk NPK Mutiara (1 sendok makan)
– 10 gram Pupuk KCl (1 sdm)
– 5 gram Pupuk Gandasil D (atau Growmore hijau) (1/2 sdm)
– 10 liter air sumur atau air sungai (jika menggunakan air PDAM sebaiknya diendapkan dahulu sekitar 7-10 hari)
– 1 ember kapasitas 10 liter air atau lebih
– 3 gelas plastik bekas air mineral kemasan
– Timbangan
– Alat pengaduk
Cara pembuatan:
– Isi 3 gelas plastik masing-masing dengan 100 ml air (sekitar 1/2 gelas plastik).
– Larutkan pupuk NPK, Pupuk KCl, dan pupuk Gandasil ke dalam masing-masing gelas plastik. Pastikan masing-masing pupuk terlarut sempurna agar tidak terjadi endapan. Pupuk dicampur sendiri-sendiri untuk mencegah terjadinya endapan.
– Campurkan ketiga larutan dalam ember, tambahkan air hingga mencapai volume 10 L (air yang ditambahkan kira-kira 9700 ml). Aduk-aduk larutan hingga tercampur sempurna.
– Formula di atas sudah cukup untuk pertumbuhan vegetatif (pertunasan) tanaman sayur seperti sawi atau kangkung. Pada pertumbuhan vegetatif tanaman cabai, Anda dapat menambahkan 10 gram pupuk urea, dan untuk beberapa tanaman seperti tomat, terong dan mentimun dianjurkan untuk menambahkan jumlah pupuk urea sekitar 15-20 gram ke dalam larutan tersebut.
– Formula untuk pertumbuhan generatif (untuk pembungaan dan pembuahan) pada tanaman buah, sebaiknya komposisi pupuk urea dikurangi kurang lebih 50% (menjadi 5 gram per 10 liter larutan(untuk cabai) dan 7-10 gram/10 L pada tomat, terong dan mentimun)), sedangkan pupuk NPK ditambah 50% (15-30 gram/10 L larutan) dan pupuk Gandasil D diganti Gandasil B (atau Growmore merah).
B. Formula Nutrisi Hidroponik II
Bahan dan Alat
(untuk 1000 liter larutan)
– Komposisi A: 1176 gram Kalsium Nitrat, 616 gram Kalium nitrat, 38 gram Fe EDTA
– Komposisi B: 335 gram Kalium dihidrofosfat, 122 gram Amnonium sulfat, 36 gram Kalium sulfat, 790 gram Magnesium sulfat , 0,4 gram Cupri sulfat, 1,5 gram Zinc Sulfat, 4 gram Asam Borat, 8 gram Mangan Sulfat, 0,1 gram Amonium hepta molibdat
– 2 wadah larutan (A dan B) kapasitas 20 liter
– Air
Cara membuat:
– Larutkan komposisi secara terpisah (A dan B) masing-masing dalam 5 liter air. Aduk perlahan hingga larut dengan menambahkan air sedikit demi sedikit hingga volume mencapai 20 L (komposisi A dan B masing-masing 20 L). Larutan ini akan menjadi larutan stok.
– Jika Anda akan membuat 10 liter larutan nutrisi, ambil 200 ml larutan stok A dan 200 ml larutan stok B. Campur kedua larutan A dan B dalam 9600 ml air (9,6 liter air). Bahan-bahan untuk formula ini bisa Anda peroleh di toko-toko bahan kimia.
C. Formula Nutrisi Hidroponik III
Bahan dan Alat:
– 1 karung kotoran ayam atau kambing
– 1/2 karung dedak/bekatul
– 30 kg jerami (boleh diganti dengan dedauan yang lain seperti daun polong-polongan (lamtoro), daun sirsak, dan lain-lain)
– 100 gram gula merah
– 50 ml bioaktivator (EM1, EM4, atau GP-1)
– Air bersih
– Ember atau wadah plastik kedap udara (yang memiliki tutup) kapasitas 100 liter
– Selang aerator transparan (diameter 0,5 cm)
– Botol plastik air mineral bekas a volume 1 liter
Cara pembuatan
– Tutup wadah diberi lobang seukuran selang.
– Iris atau potong halus bahan-bahan organik (jerami/dedaunan). Campur rata dengan kotoran ayam/kambing, dan dedak. Catatan, pupuk organik fase generatif (untuk pembentukan buah) dapat mengganti jerami/dedaunan dengan kulit buah/sampah buah/sekam padi.
– Masukkan campuran ke dalam wadah plastik kedap udara, tambahkan air dengan perbandingan campuran bahan organik : air = 2 : 1.
– Aduk campuran bahan organik pupuk perlahan-lahan hingga semua larut dengan baik.
– Larutkan bioktivator dan gula merah ke dalam 5 liter air, aduk rata.
– Campurkan larutan bioaktivator+gula merah ke wadah plastik kedap udara.
– Tutup rapat wadah. Masukkan selang aerator pada tutup. Pastikan tidak ada celah pada wadah (Anda bisa menutup celah dengan plester rekat) baik pada tutup wadah dan celah lubang selang aerator.
– Ambil botol plastik bekas. Isi dengan air 3/4 bagian. Masukkan selang aerator (sisi yang lainnya) ke dalam botol ini. Proses ini berlangsung secara anaerob. Selang berfungsi sebagai penstabil suhu dan penghantar gas buangan dari wadah ke botol air mineral.
– Diamkan campuran bahan selama 7 hingga 10 hari. Larutan pupuk organik cair dianggap sukses jika Anda telah mencium aroma hasil fermentasi dari wadah (seperti aroma tape).
– Setelah tahap fermentasi selesai, saring larutan dengan penyaring kain. Pupuk organik cair siap digunakan. Ampas larutan dapat dijadikan pupuk organik padat. 1 liter pupuk organik cair dapat dicairkan (ditambah 99 liter air) menjadi 100 liter larutan.
Demikian beberapa formula larutan nutrisi hidroponik. Anda dapat memilih larutan mana yang ingin Anda gunakan. Larutan nutrisi organik tentu lebih aman dan ramah lingkungan namun pembuatannya lebih rumit. Perlu diperhatikan saat pemberian pupuk anorganik, usahakan tidak terjadi endapan karena endapan menghambat penyerapan nutrisi oleh akar tanaman hidroponik. Rendy Achmad September 15, 2018 New Google SEO Bandung, Indonesia
Tanah (soil) merupakan lapisan teratas dari bumi. Tanah merupakan tempat berlangsungnya kehidupan termasuk kita sebagai manusia. Tanah terbentuk dari pelapukan bebatuan dalam waktu yang lama bhkanhingga ratusan tahun. Proses pelapukan bebatuan ini terjadi oleh beberapa faktor seperti aktivitas mikroorganisme, perubahan suhu dan air. Itulah yang mempengaruhi perbedaan jenis tanah pada satu daerah dengan daerah lainnya. Tanah yang baik untuk tanaman harus memiliki beberapa komponen seperti mengandung mineral 50%, bahan organik 5% dan air 25%. Berikut Jenis dan karakteristik tanah beserta penyebarannya di Indonesia.
Sumber gambar : dikatama.com |
Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya yang terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan dibagian hilir karena dibawa dari hulu. Tanah ini biasanya bewarna coklat hingga kelabu.
Karakteristik
Tanah ini sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi maupun palawija seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut dan mudah digarap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang keras untuk mencangkulnya.
Persebaran
Tanah ini banyak tersebar di Indonesia dari sumatera, Kalimantan, Sulawesi, papua ,nusa tengara timur dan jawa.
Tanah andosol
Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana terbentuk karena adanya proses vulkanisme pada gunung berapi. Tanah ini sangat subur dan baik untuk tanaman.
Karakteristik
Warna dari tanah andosol coklat keabu-an. Tanah ini sangat kaya dengan mineral, unsure hara, air dan mineral sehingga sangat baik untuk tanaman. Tanah ini sangat cocok untuk segala jenis tanaman yang ada di dunia. persebaran tanah andosol biasanya terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi.
Persebaran
Di Indonesia sendiri yang merupakan daerah cincin api banyak terdapat tanah andosol seperti di daerah jawa, bali, sumatera dan nusa tenggara.
Tanah entisol
Tanah entisol merupakan saudara dari tanah andosol namun biasaya merupakan pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir, lahar, dan lapili.
Karakteristik
Tanah ini juga sangat subur dan merupakan tipe tanah yang masih muda. Tanah ini biasanya ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi bisa berupa permukaan tanah tipis yang belum memiliki lapisan tanah dan berupa gundukan pasir seperti yang ada di pantai parangteritis Jogjakarta.
Persebaran
Persebaran tanah entisol ini biasanya terdapat disekitar gunung berapi seperti di pantai parangteritis Jogjakarta, dan daerah jawa lainnya yang memiliki gunung berapi.
Tanah grumusol
Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan organic di dalamnya rendah karena dari batuan kapur jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman.
Karakteristik
Tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama saat musim kemarau dan memiliki warna hitam. Ph yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan.
Persebaran
Persebarannya di Indonesia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur. Karena teksturnya yang kering maka akan bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti pohon trembesi
Tanah humus
Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Mengandung banyak unsur hara dan mineral dan sangat subur.
Karakteristik
Tanah Humus sangat baik untuk melakukan cocok tanam karena kandungannya yang sangat subur dan baik untuk tanaman. Tanah ini memiliki unsur hara dan mineral yang banyak karena pelapukkan tumbuhan hingga warnanya agak kehitam hitaman.
Persebaran
Tanah ini terdapat di daerah yang ada banyak hutan. Persebarannya di Indonesia meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari Sulawesi
Tanah Inseptisol
Inseptol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang pembentukan hutan yang asri.
Karakteristik
Ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik dimana horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya jadi sangatlah unik. Tanah ini cocok untuk perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit.Serta untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti karet.
Persebaran
Tanah inseptisol tersebar di berbagai derah di Indonesia seperti di sumatera, Kalimantan dan papua
Tanah Laterit
Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat besi dan alumunium. Di indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah, terutama di daerah desa dan perkampungan.
Karakteristik
Tanah laterit termasuk dalam jajaran tanah yang sudah tua sehingga tidak cocok untuk ditanami tumbuhan apapun dan karena kandungan yang ada di dalamnya pula.
Persebaran
Persebarannya sendiri di Indonesia meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Tanah Latosol
Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah litosol ini berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari permukaan laut. Tanah latosol tidak terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium.
Persebaran
Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi, lampung, Kalimantan timur dan barat, Bali dan Papua.
Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme.
Karakteristik
Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. tekstur tanah litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir.
Persebaran
Biasanya terdapat pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman tinggi seperti di bukit tinggi, nusa tenggara barat, Jawa tengah, Jawa barat
Tanah kapur
Seperti dengan namanya tanah kapur berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan.
Karakteristik
Karena terbentuk dari tanah kapur maka bisa disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. Namun jika ditanami oleh pohon yang kuat dan tahan lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya.
Persebaran
Tanah kapur tersebar di daerah yang kering seperti di gunung kidul Yogyakarta, dan di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur.
Tanah Mergel
Hampir sama dengan tanah kapur, jenis tanah ini juga berasal dari kapur, namun dicampur dengan berbagai bahan lainnya yang membedakan adalah ia lebih mirip seperti pasir. Tanah mergel terbentuk dari batuan kapur, pasir dan tanah liat dan mengalami pembentukan dengan bantuan hujan namun tidak merata.
Karakteristik
Tanah ini subur dan bisa ditanami oleh persawahan dan perkebunan. Selain itu juga terdapat banyak mineral dan air di dalamnya.
Persebaran
Tanah ini banyak terdapat di daerah dataran rendah seperti di Solo (Jawa Tengah), Madiun dan Kediri (Jawa Timur).
Tanah Organosol
Tanah organosol terbentuk dari pelapukan benda organic seperti tumbuhan, gambut dan rawa. Biasanya terdapat di daerah yang memiliki iklim basah dan memiliki curah hujan tinggi.
Karakteristik
Ketebalan dari tanah ini sangat minim hanya 0.5 mm saja dan memiliki diferensiasi horizon yang jelas, kandungan organic di dalam tanah organosol lebih dari 30% dengan tekstur lempung dan 20% untuk tanah yang berpasir. Kandungan unsur hara rendah dan memiliki tingkat kelembapan rendah (PH 0,4) saja.
Persebaran
Tanah ini biasanya ditemukan di daerah pantai dan hampir tersebar di seluruh pulau di Indonesia seperti sumatera, papua, Kalimantan, jawa, Sulawesi dan nusa tenggara.
Tanah Oxisol
Tanah oxisol merupakan tanah yang kaya akan zat besi dan alumunium oksida. Tanah jenis ini juga sering kita temui di daerah tropis di Indonesia dari daerah desa hingga perkotaan.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah oxisol ini antara lain adalah memiliki solum yang dangkal dan ketebalannya hanya kurang dari 1 meter saja. warnanya merah hingga kuning dan memiliki tekstur halus seperti tanah liat.
Persebaran
Biasanya terdapat di daerah beriklim tropis basah dan cocok untuk perkebunan subsisten seperti tebu, nanas, pisang dan tumbuhan lainnya.
Tanah Padas
Tanah padas sebenarnya tidak juga bisa dibilang sebagai tanah karena sangat keras hampir seperti dengan batuan.
Karakteristik
Hal ini dikarenakan kandungan air didalamnya hampir tidak ada karena tanah padas sangat padat bahkan tidak ada air. Unsur hara yang ada di dalamnya sangat rendah dan kandungan organiknya sangat rendah bahkan hampir tidak ada. Tanah padas tidak cocok digunakan untuk bercocok tanam.
Persebaran
Jenis tanah ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
Tanah Pasir
Seperti dengan namanya tanah pasir merupakan pelapukan dari batuan pasir. Tanah ini biasanya banyak di daerah sekitar pantai atau daerah kepulauan.
Karakteristik
Tanah pasir tidak memiliki kandungan air dan mineral karena teksturnya yang sangat lemah. Tanah pasir akan sangat mudah ditemukan di daerah yang berpasir di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah tanah pasir terluas di dunia. Jenis tanaman yag cocok untuk tanah ini adalah umbi-umbian.
Persebaran
Hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki persebaran tanah pasir.
Tanah podsol
tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir hingga bebatuan kecil.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah podsol antara lain tidak memiliki perkembangan profil, warnanya kuning hingga kuning keabuan serta memiliki tekstur pasir hingga lempung. Kandungan organiknya sangat rendah karena terbentuk dari curah hujan yang tinggi tapi suhunya rendah.
Persebaran
Persebaran tanah ini antara lain meliputi Kalimantan utara, Sulawesi utara dan papua serta daerah lainnya yang tidak pernah kering alias selalu basah.
Tanah Podsolik Merah Kuning
Tanah ini sangat mudah ditemukan di seluruh wilayah Indonesia karena persebarannya yang hampir rata.
Karakteristik
Tanah ini bewarna merah hingga kuning dan kandungan organic serta mineralnya akan sangat mudah mengalami pencucian oleh air hujan. Oleh karena itu untuk menyuburkan tanah ini harus ditanami tumbuhan yang memberikan zat organic untuk kesuburan tanah serta pupuk baik hayati maupun hewani.
Persebaran
Tanah ini dapat digunakan untuk perkebunan dan persawahan serta dapat ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Papua, Kalimantan dan Jawa terutama jawa bagian barat.
Tanah Liat
Tanah liat adalah jenis tanah yang terdiri dari campuran dari aluminium serta silikat yang memiliki diameter tidak lebih dari 4 mikrometer. Tanah liat terbentuk dari adanya proses pelapukan batuan silika yang dilakukan oleh asam karbonat dan sebagian diantaranya dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Kateristik
Tanah liat ini tersebar sebagian besar wilayah Indonesia secara merata. Biasanya digunakan untuk membuat kerajinan hingga keperluan lainnya. Tanah liat biasanya memiliki warna abu abu pekat atau hampir mengarah ke warna hitam, biasanya terdapat di bagian dalam tanah ataupun di bagian permukaan.
Pensebaran
Tanah liat hampir tersebar secara merata di seluruh wilayah di Indonesia, hanya yang membedakannya adalah kedalaman tanah tersebut.
Rendy Achmad September 10, 2018 New Google SEO Bandung, Indonesia
Jenis dan Karakteristik Tanah Beserta Penyebarannya di Indonesia
Posted by HOT Gardener on Senin, 10 September 2018
Sumber Foto : tanamedia.com |
Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan menghilangkan kandungan air dan beberapa mineral dari hewan dan tumbuhan. Arang umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula, tulang, dan benda lain. Arang yang hitam, ringan dan mudah hancur dan menyerupai batu bara ini terdiri dari 85% sampai 98% karbon, sisanya adalah abu dan unsur kimia lainnya.
Jenis jenis arang
1. Arang Kayu
Arang kayu adalah arang yang terbuat dari bahan dasar kayu yang masih sehat dan belum membusuk. Arangkayu biasa digunakan untuk keperluan memasak, mesia penjernih air, dalam bidang kesehatan dan masih banyak lagi.
2. Arang Serbuk Gergaji
Arang serbuk gergaji biasanya dimanfaatkan untuk bahan bakar, campuran pupuk dandapat di olah menjadi beriket arang.
3. Arang Sekam Padi
Dikarenakan kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan air, arang sekam padi biasa digunakan untuk campuran pupuk dan media tanam dan juga biasa digunakan untuk bahan baku briket arang.
4. Arang Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa yang dapat dijadikan arang yaitu dari kelapa yang yang sudah tua, karena sifatnya yang padat dan kandungan airnya yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan kelapa yang masih muda.
5. Arang Seresah
Arang jenis ini biasanya terbuat dari seresah atau sampah dedaunan. Arang seresah juga dapat dijadikan briket arang karena mudah dihancurkan.
6. Arang Kulit Buah Mahoni
Kulit buah mahin jika kita lihat secara kasat mata memang memiliki tekstur yang keras dan padat oleh karena itu harang dihasilkan dari kulit mahoni juga memiliki kualitas yang cukup baik. jika dibakar akan menghasilkan panas yang tinggi dan tahan lama serta asap yang dikeluarkan pun sedikit.
7. Briket Arang
Briket arang adalah arang yang terbuat dari arang yang dihaluskan kemudian dicampur dengan tepung kanji dan dicetak sesuai kebutuhan. Jenis arang yang biasa dijadikan briket arang adalah arang sekam, arang serbuk gergaji, arang seresah atau dari arang lain yang berukuran kecil.
- Mudah dipatahkan, arang yang sudah terbakar sempurna atau tidak berbentuk kayu akan mudah sekali dipatahkan
- Bila dipatahlkan bagian dalam akan terlihat mengkilat seperti kristal, Kandungan karbon yang tinggi pada arang akan menciptakan pantulan cahaya seperti pada kristal.
- Bila direndam air akan tenggelam, arang yang baik ialah arang yang memiliki masa jenis yang besar dan bisa kita lihat jika kita memasukkannya ke dalam air maka ia akan tenggelam.
- Memiliki kandungan abu yg sedikit, Kandungan abuyang tinggi pada arang dapat meracuni tanaman, oleh sebab itu pilih lah arang dengan kandungan abu yang sedikit.
Cara menggunakan arang untuk campuran media tanam :
- Ambil arang kayu atau lebih bagus dapat menggunakan arang sekam dan cuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kadar abu yang tersisa.
- Pecahkan arang sampai seukurang kelereng atau lebih kecil lagi.
- Rendam arang dalam pupuk kimia atau POC yang sudah dicampur dengan fungisida selama 1 hari 1 malam (24jam).
- Campurkan pada media tanam dengan komposisi 20% arang dari total keseluruhan media
- Mengurangi pemakaian pupuk
- Menekan perkembangan hama dan penyakit pada tanah.
- Meningkatkan perkembangan dan aktifitas mikroorganisme pada media tanam